Selasa, 29 Agustus 2017

Pengertian dan Fungsi City Branding


City branding adalah upaya membangun identitas sebuah kota. Identitas ini merupakan sebuah konstruksi, sebuah hasil dari proses interaksi antar manusia, institusi dan praktisi dalam kehidupan sosial. Kegiatan city branding menuntut setiap daerah untuk berlomba menciptakan citra tertentu dibenak masyarakatnya sehingga terbentuklah city image yang menjadi karakter sebuah kota. City image (citra kota) inilah yang akan menjadi kekuatan bagi sebuah daerah atau kota sebagai sebuah merek (brand) yang melekat di benak masyarakat dan semua itu tergantung pada identitas kota itu sendiri. City branding pertama kali muncul pada maraknya era otonomi daerah. Seperti halnya di Negara Amerika yang terbagi menjadi beberapa negara bagian. Pionir city branding yang sukses telah diukir oleh New York dengan slogannya I Love NY.
Pada fenomena City branding ini, menarik alur kajian komunikasi yang diawali dari Komunikator, dalam hal ini pemerintahan yang membuat kebijakan serta ide-ide awal mengenai identitas itu sendiri. Kemudian bagaimana ide itu dirumuskan menjadi sebuah pesan yang akan disampaikan kepada publik melalui saluran-saluran komunikasinya yakni pembuatan rancangan program city branding yang akan dilaksanakan oleh dinas-dinas terkait. Setelah itu akan mengidentifikasi bagaimana program-program itu berjalan melalui saluran-saluran yang telah ditentukan, apakah telah berjalan sesuai dengan rancangan atau ide awal. Hingga bagaimana penerimaan publik atas kebijakan tersebut. Konsep atau teori yang mendukung penelitian studi city branding adalah teori komunikasi dalam hal ini komunikasi pemasaran serta merek yang kemudian dikenal dengan istilah branding.
Simon Anholt (2007) mendefinisikan city branding sebagai bagian dari kajian ilmu komunikasi terutama sebagai fungsi public relations yaitu dengan mengartikan city branding sebagai manajemen citra suatu destinasi melalui inovasi strategis serta koordinasi ekonomi, komersial, sosial, kultural, dan peraturan pemerintah. Pengertian ini diperkuat dengan pendapat lain yang dicetuskan oleh Kavaratzis (2008, h.8) yang mengungkapkan bahwa city branding umumnya memfokuskan pada pengelolaan citra, tepatnya apa dan bagaimana citra itu dibentuk serta aspek komunikasi yang dilakukan dalam proses pengelolaan citra. City branding juga merupakan tugas dan kolaborasi dari semua pihak (Stakeholders) yang terkait dengan kota tersebut. Tanggung jawab kesukseskan city branding terdapat diseluruh public internal kota, baik pemerintah kota,  swasta, pengusaha, Interest Group dan masyarakat kota tersebut. Dalam city branding, yang diutamakan adalah dengan memfungsikan seluruh potensi kota agar bernilai dan fungsional.
Konsep City branding ini kemudian berbanding lurus dengan salah satu aspek pembangunan yang ada di suatu wilayah. Karena merupakan salah satu program pembangunan maka pemerintah haruslah mengkomunikasikan manfaat atau kegunaan setiap pembangunan didaerahnya kepada masyarakat. Pemerintah dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan haruslah mempunyai kredibilitas, daya tarik, harapan dan perasaan agar masyarakat dapat dipengaruhi untuk mengikuti keinginan dari pemerintah sehingga pembangunan dapat dilaksanakan.
Dalam dunia keilmuan bidang sosial khususnya Ilmu Komunikasi, dasar dari pengembangan marketing dan branding khususnya untuk sebuah kota merupakan pengembangan dan pengimplementasian dari berbagai disiplin ilmu. City branding yang kini sedang marak diterapkan diberbagai kota merupakan turunan dari berbagai ilmu seperti ilmu komunikasi, sosiologi, ekonomi, antropologi dan berbagai ilmu lainnya. Dalam kajian ilmu komunikasi sendiri pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan (Effendy, 2003, h.10), sedangkan komunikasi menurut Lasswell (dalam Mulyana, 2007, h.69) adalah “Who say what in which channel, to whom, with what effect (siapa yang mengatakan apa di saluran kepada siapa dan apa pengaruhnya).

Daftar Rujukan
Anholt, Simon. 2007. Competitive Identity: The New Brand Management for Nations, Cities and Regions. USA: Palgrave Macmillan.

Kavaratzis, Mihalis. 2004. From city marketing to City Branding: Towards a theoretical framework for developing city Brands. Place Branding, Vol. 1, No. 1.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan  Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Bagikan

Jangan lewatkan

Pengertian dan Fungsi City Branding
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.