Minggu, 17 September 2017

Apa Sesungguhnya yang Dicari Manusia? Temukan Tujuan Hidupmu


Inilah zaman yang dipenuhi paradoks. Orang semakin pintar tetapi tidak semakin bijak, banyak ahli tetapi semakin banyak masalah.

Bisa dikatakan progam pendidikan berjalan dengan baik di Indonesia, progam wajib sekolah Sembilan tahun ternyata menyumbang besar dalam berkontribusi memberantas buta huruf. Sehingga jarang sekali ditemukan anak yang tak lulus SD. Minimal sampai pada jenjang SMP.

Namun hal tersebut tidaklah didiringi dengan kepribadian yang baik, orang semakin pintar dan berpendidikan akan tetapi tidak memiliki akhlaqul kharimah sebagai teladan yang baik. Selain itu pendidikan sarjana sekarang mudah di capai, berbagai penelitian dilaksanakan para sarjana. Semakin banyak ahli di bidang keahlian masing-masing akan tetapi masalah semakin banyak.

Ini zaman serba instant, makanan cepat saji tetapi  rendah gizi, banyak obat tetapi kesehatan menurun. Orang terbiasa tergesa-gesa, ceroboh, sedikit tertawa, suka mengebut, cepat marah, tidur terlambat, bangun sudah lelah, sedikit membaca, banyak menonton, dan jarang berdoa. 

Rumah semakin besar, hati semakin sempit
Tempat tinggal semakin indah tetapi keluarga berantakan
Pendapatan bertambah, perceraian meningkat

Teknologi informasi semakin canggih, tetapi hubungan manusia semakin renggang.
Jalan luas bebas hambatan, tetapi sudut pandang manusia semakin sempit.

Orang belajar bagaimana mencari penghidupan, bukan belajar  bagaimana hidup. Kepemilikan berlipat ganda, tetapi kehilangan nilai. Banyak membeli, sedikit menikmati.

Orang sudah pulang pergi ke bulan, tetapi merasa berat sekedar menyeberang jalan menemui tetangga baru. Orang bisa menaklukkan ruang angkasa, tetapi bukan ruang dalam dadanya.

Apa Sesungguhnya yang Dicari Manusia?
Akar Persoalan Hidup Manusia
v Subhat_ Kebodohan tentang hakekat hidup
v Syahwat_Diperbudak oleh dunia

Orientasi Hidup Kita
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.  ( QS Al-Qashash : 77)

Aku Tahu
Aku tahu jatah rizqiku tidak mungkin diambil orang lain, karenanya hatiku menjadi tenang dan tidak iri kepada orang lain.

Aku tahu, aku menjadi miskin tanpa rizki dari Allah, karenanya aku bersyukur atas pemberian-Nya dan membelanjakan di jalan-Nya.

Aku tahu amalanku tidak bergantung orang lain, karenanya aku sibukkan diriku dengan bekerja keras dan beramal kebajikan.

Aku tahu, Allah selalu melihatku, karenanya aku sangat malu bila Allah mendapatiku melakukan maksiat.

Aku tahu, kematian sudah menantiku, karenanya aku persiapkan bekal untuk menghadap Tuhanku.

Aku tahu, aku menjadi bodoh tanpa ilmu dari Allah dan Rasul-Nya, karenanya aku berusaha membaca, memahami dan menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman hidupku.

Aku tahu, aku akan sendirian di dunia tanpa ditemani kaum muslimin, karenanya aku berusaha menjalin silaturrahim dan menjaga ukhuwwah.

Wallahu’alam Bishawab

Bagikan

Jangan lewatkan

Apa Sesungguhnya yang Dicari Manusia? Temukan Tujuan Hidupmu
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

1 komentar:

Tulis komentar