Inilah zaman yang dipenuhi paradoks. Orang semakin pintar tetapi tidak semakin bijak, banyak ahli tetapi semakin banyak masalah.
Bisa dikatakan progam pendidikan berjalan dengan baik di
Indonesia, progam wajib sekolah Sembilan tahun ternyata menyumbang besar dalam
berkontribusi memberantas buta huruf. Sehingga jarang sekali ditemukan anak
yang tak lulus SD. Minimal sampai pada jenjang SMP.
Namun hal tersebut tidaklah didiringi dengan kepribadian
yang baik, orang semakin pintar dan berpendidikan akan tetapi tidak memiliki
akhlaqul kharimah sebagai teladan yang baik. Selain itu pendidikan sarjana
sekarang mudah di capai, berbagai penelitian dilaksanakan para sarjana. Semakin
banyak ahli di bidang keahlian masing-masing akan tetapi masalah semakin
banyak.
Ini zaman serba instant, makanan cepat saji
tetapi rendah gizi, banyak obat tetapi kesehatan menurun. Orang
terbiasa tergesa-gesa, ceroboh, sedikit tertawa, suka mengebut, cepat marah,
tidur terlambat, bangun sudah lelah, sedikit membaca, banyak menonton, dan
jarang berdoa.
Rumah semakin besar, hati semakin sempit
Tempat tinggal semakin indah tetapi keluarga berantakan
Pendapatan bertambah, perceraian meningkat
Teknologi informasi semakin canggih, tetapi hubungan
manusia semakin renggang.
Jalan luas bebas hambatan, tetapi sudut pandang manusia
semakin sempit.
Orang belajar bagaimana mencari penghidupan, bukan
belajar bagaimana hidup. Kepemilikan berlipat ganda, tetapi kehilangan
nilai. Banyak membeli, sedikit menikmati.
Orang sudah pulang pergi ke bulan, tetapi merasa berat
sekedar menyeberang jalan menemui tetangga baru. Orang bisa menaklukkan ruang
angkasa, tetapi bukan ruang dalam dadanya.
Apa Sesungguhnya yang Dicari Manusia?
Akar Persoalan Hidup Manusia
v
Subhat_ Kebodohan tentang hakekat hidup
v
Syahwat_Diperbudak oleh dunia
Orientasi Hidup Kita
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
( QS Al-Qashash : 77)
Aku Tahu
Aku tahu jatah rizqiku tidak mungkin diambil orang lain,
karenanya hatiku menjadi tenang dan tidak iri kepada orang lain.
Aku tahu, aku menjadi miskin tanpa rizki dari Allah,
karenanya aku bersyukur atas pemberian-Nya dan membelanjakan di jalan-Nya.
Aku tahu amalanku tidak bergantung orang lain, karenanya aku
sibukkan diriku dengan bekerja keras dan beramal kebajikan.
Aku tahu, Allah selalu melihatku, karenanya aku sangat malu
bila Allah mendapatiku melakukan maksiat.
Aku tahu, kematian sudah menantiku, karenanya aku persiapkan
bekal untuk menghadap Tuhanku.
Aku tahu, aku menjadi bodoh tanpa ilmu dari Allah dan
Rasul-Nya, karenanya aku berusaha membaca, memahami dan menjadikan Al-Qur’an
dan As-Sunnah sebagai pedoman hidupku.
Aku tahu, aku akan sendirian di dunia tanpa ditemani kaum
muslimin, karenanya aku berusaha menjalin silaturrahim dan menjaga ukhuwwah.
Wallahu’alam Bishawab
Bagikan
Apa Sesungguhnya yang Dicari Manusia? Temukan Tujuan Hidupmu
4/
5
Oleh
Unknown
1 komentar:
Tulis komentarmantep gan artikelnya
Reply