Pada dasarnya semua orang sejak lahir di dunia ini, pastilah
mengenal dunia baca tulis atau Literasi.
Walaupun saat ini literasi banyak diartikan menjadi berbagai bidang bukan
hanya baca tulis. Tetapi pengertian literasi dalam bahasa latin “literatus”
yang berarti belajar.
Dalam dunia pendidikan, pembelajaran pertama kali yang
diajarkan kepada anak didiknya adalah membaca dan menulis. Dengan menguasai bidang
tersebut, ilmu pengetahuan lain akan dengan mudah di ajarkan kepada siswa. Sehingga
dapat diartikan literasi merupakan
langkah awal untuk mengenal dunia.
Menulis adalah
kewajiban?
dalam Islam ayat Al-Quran pertama kali yang turun adalah iqro’ atau
bacalah, maka perintah untuk membaca
adalah wajib hukumnya, nah bagimana kita bisa membaca jika tidak ada bacaan. Maka
dari ayat tersebut kesepakatan ulama mengatakan bahwa menulis adalah wajib karena
sebab ayat tersebut. Bahwa sesuatu tidak akan sempurna kecuali dengan adanya
sesuatu, maka sesuatu itu hukumnya menjadi wajib (Maa laa yatimmu al-waajibu illaa
bihi fahuwa waajib)
maka menulis adalah suatu kewajiban, dengan menulis kita
bisa memahami berbagai disiplin ilmu, dengan menulis pula kita bisa mengenal
dan merubah dunia melalui persepsi dan pandangan kita masing masing. Seperti ungkapan
Imam Ghozali “jika kamu bukan seorang
anak raja dan bukan anak seorang ulama, maka jadilah penulis”
Tere Liye dalam sebuah statusnya juga pernah mengatakan
“Menulislah, dengan keyakinan bahwa itu bisa merubah, menghibur dan
menemani Jangan pedulikan jumlah komen, jumlah like, jumlah pengunjung.
menulislah! Karena dunia ini akan jauh lebih baik jika semua orang pintar
menulis —bukan pintar bicara. Menulislah!”
Bisa kita simpulkan dari pengertian diatas bahwa menulis
sebenarnya bukan hanya sekedar tuntutan, atau kewajiban, tapi lebih tepatnya
sebagai kebutuhan kita seorang manusia. Dengan menulis, bisa menggugurkan
kewajiban kita menyampaikan ilmu yang telah kita dapatkan, “sampaikanlah walau satu ayat”
Menulis itu susah?
Di zaman kekinian atau manusia zaman now, mengatakan menulis
adalah sulit sebenarnya adalah mustahil, bisa dikatakan hamper semua remaja
memiliki akun sosmed, coba kalian cek sosmed kalian masing-masing sejak awal
membuat sosmed hingga saat ini berapa kata yang telah kalian tulis? Mungkin sudah
bisa dikatakan setebal novel atau roman fiksi.
Namun masalahnya disini, yang saya maksud menulis bukan
tulisan alay yang Cuma bikin sampah di social media. Pernahkah kalian membaca
status yang amat sangat tak penting bahkan sangat personal di upload ke public?
Are you seriously. Tapi apa gunanya bahas kids zaman now emang
kaga abisnya.
Memang dalam menulis setiap orang memiliki motivasi
masing-masing. Dengan dukungan media literasi “seharusnya” ilmu kepenulisan mudah
disalurkan melalui dunia digitalisasi seperti sekarang ini. Jadi tidak ada alas
an lagi buat kalian untuk tidak menulis. Mulailah menulis yang bermanfaat dari
sekarang.
Dimulai menulis dari
mana?
Untuk menjadi seorang penulis yang memiliki kontinuitas dan
berkualitas memang sangat sulit, tapi bukan berarti tidak bisa. Dalam tulisan
saya sebelumnya dari mana datangnya ide menulis? Sudah saya singgung sekilas
tentang dari mana harus menulis, karena memang ide untuk menulis dari mana
saja. Untuk lebih mudahnya dari pengalaman pribadi yang sekiranya bermanfaat
silahkan ditulis.
Sebenarnya poin pentingnya disini adalah kemauan kita untuk menulis, dalam
sebuah acara kepenulisan saya pernah bertanya kepada pemateri, bagaimana menjadi penulis yang baik? Jawbannya
simply “menulislah”. Sesederhana itu jawabannya. Analogi sederhananya seperti
ini, bagaimana seorang atlit renang itu bisa menjadi atlit renang yang baik? Dia
belajar tentang teori renang atau dengan langsung jebur kedalam kolam renang?,
tentu lebih baik dengan langsung jebur ke kolam renang. Sama halnya dengan
menulis, dengan langsung menuliskan apapun yang bisa kita tulis, dengan
berjalannya waktu kita akan belajar menjadi lebih baik lagi (learning by doing).
Dengan menulis dunia
akan mengenalmu
Setelah kita menjadi seorang penulis, memang tidak secara
instan kita dikenal. Namun mindset menjadi terkenal atau materialistic inilah
sebenarnya juga menjadi batu kerikil menjadi penulis yang baik. MENULIS ADALAH BERBAGI, dengan
keikhlasan kita sebagai penulis juga harapan membantu banyak orang memahami
berbagai disiplin ilmu secara perlahan namun pasti juga akan meningkatkan
kualitas tulisan kita. Dengan demikian atas
nama pena maka dunia akan mengenal kita melalui tulisan.
_________________________
Akhir kata, jadilah generasi penulis, dengan literasi bawalah
dunia dalam genggamanmu
Semoga bermanfaat
Sampai jumpa di tulisan kami selanjutnya ^_^
#salamliterasi
Bagikan
Menulislah, Maka Dunia akan Mengenalmu
4/
5
Oleh
Unknown
1 komentar:
Tulis komentarMantap Jiwa memotivasi banget
Reply