Setelah perjuangan, berbingung – bingung, galau ria untuk memilih jurusan,, dengan restu orang tua dan ijin ALLAH SWT, akhirnya di takdirkan dengan diterimanya di Universitas Negeri Malang, jurusan S1 Pendidikan Luar Biasa. Mewek pasti hehehehehe, akhirnya perjuangan untuk dapet kuliah berhenti di episode SBMPTN. Hari pertama kuliah ( tau sendiri lah, masih maba masuk jam 7 tapi di kampus dari jam 06:30 , dan biasa cirri khas Indonesia jam ngaret J ) untuk kuliah hari pertama, dosennya cuma nge -absen satu per satu trus suruh perkenalan sama nyebutin alasan kenapa ngambil jurusan anti meanstrem ini. Saat itu, di kelas yang aku dapetin ada sekitar 40 mahasiswa.
Ada satu mahasiswa, yang bener – bener menarik perhatian ini mata, anaknya sekali masuk dosen udah langsung hafal, juga dah tau nama, asal bahkan guru – guru yang pernah ngajar dia nih dosen juga hafal , kayak sudah bukan mahasiswa baru. Namanya maba yang masih berlabel mahasiswa kupu- kupu ( kuliah – pulang- kuliah- pulang ) pasti pengen bisa akrab sama dosen, apalagi masih baru- baru masuk. Singkatnya ada satu momen dimana aku satu kelompok sama mahasiswa tersebut, sebut saja si A. Nah mulai sering komunikasi, tapi hey ada yang penasaran gtw diri pengen nanyak sama si A tapi takutnya nyinggung perasaannya. Jadinya Cuma bisa merhatiin doangs. Jadi begini gengs, si A temen sekelas ini adalah anak berkebutuhan kusus ( tuna netra ). Kalian paham kah apa itu tunanetra? Pasti hanya dalam sebatas kata anak yang nggak bisa lihat,
Menurut Daniel P. Hallahan, James M. Kauffman, dan Paige C. Pullen (2009: 380), mengemukakan “Legally blind is a person who has visual acuity of 20/200 or less in the better eye even with correction (e.g., eyeglasses) or has a field of vision so narrow that its widest diameter subtends an angular distance no greater than 20 degrees”. Definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa anak buta adalah seseorang yang memiliki ketajaman visual 20/200 atau kurang pada mata/penglihatan yang lebih baik setelah dilakukan koreksi (misalnya kacamata) atau memiliki bidang penglihatan begitu sempit dengan diameter terlebar memiliki jarak sudut pandang tidak lebih dari 20 derajat.
Definisi tersebut diperkuat dengan pengertian menurut Barraga, 1983 (dalam Wardani dkk, 2007: 4.5) bahwa: Anak yang mengalami ketidakmampuan melihat adalah anak yang mempunyai gangguan atau kerusakan dalam penglihatannya sehingga menghambat prestasi belajar secara optimal, kecuali jika dilakukan penyesuaian dalam pendekatan-pendekatan penyajian pengalaman belajar, sifat-sifat bahan yang digunakan, dan/atau lingkungan belajar.
Sesunguhnya ada beberapa klasifikasi untuk tunanetra, namun untuk saat ini kita bahasa kusus yang klasifikasi pada Berdasarkan Kemampuan Matanya (Hosni, 1994: 26-27)
v Kelompok yang mempunyai acuity 20/70 feet (6/21meter), artinya ia bisa melihat dari jarak 20 feet sedangkan anak normal dari jarak 70 feet ini tergolong kurang lihat (low vision).
v Kelompok yang hanya dapat membaca huruf E paling besar pada kartu snellen dari jarak 20 feet, sedangkan orang normal dapat membacanya dari jarak 200 feet (20/200 feet atau 6/60 meter, dan ini secara hukum sudah tergolong buta atau legally blind).
v Kelompok yang hanya sedikit kemampuan melihatnya sehingga ia hanya mengenal bentuk dan objek.
v Kelompok yang hanya dapat menghitung jari dari berbagai jarak.
v Kelompok yang tidak dapat melihat tangan yang digerakkan.
v Kelompok yang hanya mempunyai light projection (dapat melihat terang atau gelap dan dapat menunjuk sumber cahaya).
v Kelompok yang mempunyai persepsi cahaya (light perception yaitu hanya bisa melihat terang atau gelap).
v Kelompok yang tidak mempunyai persepsi cahaya (no light perception yang disebut buta total/totally blinds).
Sudah faham kan jadinya? Jadi mulai sekarang jangan asal sebut antara low vision, blindsm , legally blind dan teman- temannya.
Nah untuk temen ku yang satu offr ini termasuk ke dalam blindism gengs, jadi dia nggak bisa nge - lihat sama sekali, bahkan nggak bisa ngerasain yang namanya silaunya cahaya matahari. Namun yang membuat amazing adalah dia masih bertahan hingga kini bahkan mau kuliah, dan nggak tanggung- tanggung jauh – jauh dari luar Jawa dia memilih Malang sebagai tempat kuliah. Bahakan dia masuk PTN ini karena prestasinya yang seabrek .Subhanallah.
Namun sebenarnya jika kita bertemu orang, kita bisa mengetahui apakah orang tersebut dalam kategori tunantera, berat , sedang, dan ringan dengan melalui identifikasi. Apa itu identifikasi, biar lebih mudahnya identifikasi itu proses mengamati, mengumpulkan data, mencatat informasi untuk kebutuhan yang diperlukan. Kalau dalam dunia ke PLB – an identifikasi itu sesuatu hal untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan mata telanjang, dan pengamatan. Jadi begini saudara, identifikasi untuk tunanatera itu bisa di ketahui secara umumnya , jadi ringkasnya identifikasi itu gambaran kasar atau umunya yang kita peroleh
1. anak berjalan dengan meraba
2. Melihat benda atau membaca terlalu dekat
3. Anak sering menggosok- gosok kan mata
4. Anak sulit mengambil benda kecil dengan jarak cukup jauh
5. Sering mengeluh dengan penglihatan
Itu beberapa identifikasi yang dapat kita simpulkan, tanpa harus bertanya langsung pada orangnya, ntar takut tersinggung kan ya.
Pertanyaan selanjutnya adalah,lantas bagaimana temen ku si A ini bisa ngikutin kuliah, mulai dari gimana nge hubungi dosen, berangkatnya kesini, percaya sama orang, kenal orang, mungkin pertanyaan ini juga sering kalian lontarkan pada anak- anak tunanetra yang sedang kuliah jauh di luar kota rumahnya. Dari hasil pengamatan dan interaksi langsung dengan anak tunanetra, begini ya kalian ,para masyarakat tidak perlu kawatir dengan kebutuhan anak tunanetra, dunia semakin modern, teknologi semakin maju, inovasi semakin spektakuler, ada beberapa hal yang akan di bahas.
1. Bagaimana tunanatera melakukan kegiatan sehari- harinya terutama untuk melakukan perpidahan tempat dengan kondisi penglihatan yang tidak dapat maksimal?
Nah ada yang namanya orientasi mobilitas. Apa itu orientasi mobilitas? Jadi orientasi mobilitas itu gerakan dengan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan indera yang masih ada dan berfungsi, untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah di tetapkan oleh tunanetra. Ada banyak segala beberapa prosedur untuk melakukan orientasi mobilitas,tapi disini kita ringkas saja .
Dapat kita lakukan untuk membantu tunanatera, seligus buat ilmu baru ya, kita harus ber orientasi tempat yang sedang kita tempat terlebih dahulu
1. Dimana saya sekarang?
2. Dimana tujuan saya?
3. Bagaimana saya bisa mencapai tujuan tersebut?
Maka sebagai orang awam, atau orang yang dengan sukarela mau membantu tunanetra, berikan orientasi pada tunanetra tentang berbagai hal yang ada di tempat tersebut, serta tujuan dari tuna netra tersbut, jangan sekalipun memudahan tunanetra contohnya dengan mengambilkan benda yang sebenarnya dia bisa melakukannya bukan kejam lho ya, tapi membantu anak berkebutuhan kusus untuk hidup mandiri.
2. Bagaimana seorang tunanetra melakukan komunikasi dengan alat komunikasi ataupun dengan media sosial?
Paham kah kalian, bahwa tunanetra memiliki asisten pribadi di android! Sadarkah kalian? Bener kalian paham semua kegunaan aplikasi pada android kalian? Lantas kenapa masih bertanya bagaimana tunet berinteraksi? Heheheheheheh
Nggak usah banyak teori jadi sekarang ambil handphone kalian, buka pada setelan – aksesbilitas – pilih TalkBack aktifkan. Sudah di coba kah? Kesulitan kah ? jika talkback aktif maka kalian harus mengetuk layar setidaknya 2kali untuk berpindah pada menu satu ke lainnya, jadi talk back ini menerjemahkan tulisan dengan suara, sehingga tunet bisa mendengarkan apa yang sudah kirim pesan atau lainnya melalui bahasa penerjemah talkback ini, hal yang sulit adalah untuk menghaflkan tempat- tempat aplikasi serta keybord yang kita gunakan di handpone tersebut, namun itu hanyaah proses yang memang harus di lalui ( Pengalaman penulis saat berinteraksi dengan tunanetra)
3. Bagaimana seorang tunanetra mengenal orang disekitarnya?
Pernah sekali waktu bermaksud bercanda dengan temen yang tunanetra ini dengan menjahili dia nih dengan nyolek - nyolek tangannya sambil akunya senyum senyum dan tiba tiba dia manggil namaku, hey bikin speechless, kog dia bisa tau kalau itu aku, berkali- kali si A ini manggil – manggil namaku, bahkan dia bilang “ Aku yakin lak iku umak jul, senajan aku nggak iso delok, jul jul wes a, ngerti aku iku umak” . Gagal buat jahilin si A, akhirnya aku tanyak bagaimana bisa tahu kalau itu aku tanpa tau suaraku. Begini jul, karena penglihatan anak tunet yang tidak dapat berfungsi maksimal maka ada beberapa hal yang dapat digunakan tunet, dimaksimalkan untuk dapat tetap bertahan hidup seperti kompensatoris nah ketika penglihatan yang tidak dapat bekerja dengan maksimal maka dapat menggunakan indera lain seperti pendengaran, perabaan, penciuman. Nah untuk dapat hafal dengan seseorang biasanya kita dapat mendengarkan suara orang, selain itu kita juga dapat mengenal orang dengan aroma tubuh atau parfum yang sering dipakai pada orang , atau dapat juga dengan meraba bagian tubuh seorang setiap orang selalu punya cirri khas untuk dapat dihafalkan yang melekat pada diri orang tersebut.
Sekian untuk tulisan hari ini, masih banyak cerita yang nantinya akan dishare sekaligus membagi ilmu, bahwa jika kita mau belajar, memahami, selalu ada jalan pada setiap orang berkendara, selalu ada solusi pada setiap masalah hanya saja kita mau melalui fase proses atau tidak. Tunanetra bukan kegelapan dunia, sesungguhnya selalu ada cahaya yang dapat membuat kegelapan itu terang, karena jika kita ingin melihat pelangi maka saksikan terlebih dahulu proses hujan. Tulisan selanjutnya “Mengapa? Bagaimana? Cahaya itu hilang.
Sekian untuk tulisan hari ini, masih banyak cerita yang nantinya akan dishare sekaligus membagi ilmu, bahwa jika kita mau belajar, memahami, selalu ada jalan pada setiap orang berkendara, selalu ada solusi pada setiap masalah hanya saja kita mau melalui fase proses atau tidak. Tunanetra bukan kegelapan dunia, sesungguhnya selalu ada cahaya yang dapat membuat kegelapan itu terang, karena jika kita ingin melihat pelangi maka saksikan terlebih dahulu proses hujan. Tulisan selanjutnya “Mengapa? Bagaimana? Cahaya itu hilang.
*derajat orang yang cerdik
Bagikan
Kenapa Cahaya Menghilang? - Interaksi Pertamaku dengan Anak Ajaib (Tunanetra)
4/
5
Oleh
Unknown
2 komentar
Tulis komentarHemmm,.. Bagaimana dengan anda??? Sejujurnya saya juga low vision.. Jadi kagum tuh anak
Replyalhamdulilah saya anak reguler, anda low vision ya? tetep semangat saya juga punya temen yg low vision, bahkan bulan oktober akan wisuda, keep your chin up boy, setiap anak selalu punya sisi ajaibnya
Replytunggu tulisan selanjutnya ya, masih bahas tentang si A 😊