Pantai selatan malang memang
terkenal dengan keindahannya, kali ini saya akan mencoba mengulas pengalaman
saya dan teman-teman menyusuri salah satu keindahan alam wisata pantai selatan
malang, yaitu pantai banyu meneng, kami berangkat dari kost masing-masing
sekitar kampus UM-UB
Berangkat pukul 5.30
Karena saat itu baru pertama kali
ini mencoba menjelajah ke pantai, kami berangkat pagi karena takutnya setelah
sampai terlalu siang pastilah panas, mau selfie juga udah gak mood kan. Bekal
yang kami bawa pun lengkap, dari malam sudah merencanakan piknik murah meriah,
jadilah kami masak nasi dan mie instan serta telor dadar. Sederhana penting
kenyang dah >_<
Tidak tahu jalan menuju pantai
Kami hanya mengandalkan google maps
untuk petunjuk perjalanan kami, dari titik awal sudah buka aplikasi maps, mau
apa dikata memang awam sekali. Jadi salah satu nyetir motor yang belakang
sambil megang HP untuk petunjuk perjalanan.
Sampai kepanjen lancar-lancar aja
sih, ya memang jalanya lurus dari kota malang. Tapi setelah beberapa menit
mulai tuh gerimis mengguyur badan kami, hingga akhirnya hujan deras. Pupus
sudah, akhirnya kami berhenti di depan ruko sembarangan di dekat jalan raya.
Nyasar ke pantai ngliyep?
Setelah sekitar 30 menit menunggu
hujan reda, akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Setelah kami pikir sudah
dekat dengan pantai, ada beberapa orang yang mendahului kami, tanpa pikir
panjang saya langsung aja tuh ngikutin tu orang dengan polosnya.
Ketika ada plang tulisan pantai
balaikambang ke kiri, pantai ngliyep ke kanan dengan polosnya masih ngikut aja
orang didepan kami ke kanan. Masih ter-ingat jalur yang sempet saya baca
sekilas di maps kalau pantai banyu meneng memang masih ke kanan dari pantai balekambang,
sebenarnya udah di ingetin kok kita keluar jalur jauh banget, jawaban polos
“mungkin gx ada sinyal”
Setelah lebih dari 1 jam menyusuri
jalan yang kami anggap benar itu, sampailah kita di depan pos TNI. Kebanyakan
dari kami sudah ragu dan pasrah kalau memang sepertinya kita nyasar. Akhirnya
kami tanya ke bapak-bapak yang sedang jaga di sekitar pos tersebut. Ternyata
kami menuju pantai ngliyep dan hanya tinggal 7 KM dari kami berdiri.
Masih ingin ke banyu meneng?
Oke perjalanan kami berlanjut, yang
artinya harus putar balik. Kenapa ndak ke pantai ngliyep aja? Ya karena
pengennya ke banyu meneng.
Kami mencoba memotong jalur menuju
titik awal dimana kita sempat nyasar. Dengan google maps kita cari jalur
terdekat, tidak memutar seperti tadi. Setelah sekitar 30 menit, jalan yang kami
lalui mulai ada kendala, yaitu jalan menuju hutan jadilah jalan makadam yang kami lalui, kami tetap
lanjut hingga google maps mulai eror, artinya tidak ada sinyal. Kami berhenti
sempat berdebat juga. Akhirnya kami kembali lagi dan lagi.
Sudah putus asa dengan mbah gugel,
kami tanya orang yang kebetulan lewat, ternyata jalan yang kita lewati harus
menyeberang hutan tak huni manusia. Memang benar ada jalannya tetapi siapa yang
menjamin kalau jalan itu aman.
Akhirnya kami putar balik seperti
keberangkatan kami, dan hujan mulai turun lagi, ngiyup di emperan pasar sembarangan. Mulai lah dari kami ada yang
putus asa, pasrah dengan keadaan.
Ngopi dulu biar gak panik
Setelah hujan mulai bersahabat,
kami melanjutkan perjalan lagi menuju ke jalan yang benar. Baru beberapa menit
hujan deras lagi menunggu reda, begitu terus sampai kami tiba di plang tulisan
pantai balekambang ke kanan.
Kami putuskan makan dulu, dari
bekal yang kami bawa di depan ruko sekitar jalan menuju pantai (kok melas banget :D) biasalah anak kost tanggal tua.
Setelah tenaga kembali pulih, hujan
juga sudah reda, baru lah kami melanjutkan perjalanan menuju pantai banyu
meneng, masih memaksa berangkat gan :D
Jalan tak terduga
Lelah letih basah kuyup baju kami,
istilah orang jawa aras-arasen arep budal,
ga tau bahasa indo nya apa. Ditengah perjalanan kami dikejutkan lagi dengan
jalan yang macet total menuju pantai, kali ini udah ga sempat liat jam pukul
berapa lagi, udah pasrah lah, bahkan rombongan kami pencar dan ga bareng-bareng
lagi.
Ternyata penyakitnya ada mobil
kecelakaan, pohon tumbang dan bus besar yang tak bisa simpangan. Rasanya udah
hemm kudu ngemplok ae, tapi kudu sabar
nak.
Sampailah kami di perempatan besar
menuju pantai balekambang, disini kami bertemu dengan teman-teman kami, untuk
menghangatkan badan beli cilok dulu gpp lah.
Mungkin hidup kami memang penuh
dengan kejutan, bagaimana tidak baru aja seneng baca tulisan pantai banyu
meneng ke kanan 4 Km lagi, wah udah dekat nih pikir kami. Ternyata disinilah
perjuangan kami baru dimulai. Jalan sepanjang 4 Km itu ga ada yang bener. Udah
jalannya terjal, becek banget karena hujan terus dari tadi. Jadi lah motor kami
seperti bajak sawah, kalau licin turun salah satu, kalau batu-batu an naik
lagi, begitu terus sampai ada yang tibo
alias njungkel alias nyungsep alias keblegong alias geblak.
WES TEKO PANTAI BE’e
Sampailah kami di loket pintu masuk
pantai kondang merak, yang ternyata tetangga an sama pantai banyu meneng, ya
maklum lah newbie piknik. Setelah bayar loket 30rb per dua orang kami parkir
bajak sawah kami di tepat parkir yang telah di sediakan.
Selfie time, akhirnya perjungan
kami tak sia-sia, pantainya bisa buat jeguran.
Pemandangannya juga bagus, ada karang-karang dan ombaknya memang seperti
namanya pantai banyu meneng, kaya sungai ga ada ombaknya.
![]() |
pantai banyu meneng dokumen pribadi |
______________
Sekian itu pengalaman kami menuju
pantai banyu meneng, semoga menjadi referensi anda yang ingin mengunjungi-nya.
Semoga bermanfaat, nantikan kisah
kami selanjutnya >_<
Bagikan
Pesona Wisata Pantai Banyu Meneng – Pantai Malang Selatan
4/
5
Oleh
Mansur Hidayat