Minggu, 29 Oktober 2017

Cerpen - Aku dan Si Otong Part 1


Cerpen dewasa - aku dan SI Otong (bagian 1)

Pagi ini aku sudah bekerja, mulai bosan berada dalam kelas, bukan bosan pada gurunya, melainkan teman-teman ku, ya.. mereka dengan jahil sekali menggoda guru waktu di kelas. Memang kelas kita selama ini amat jarang sekali ditemukan guru perempuan apalagi masih muda. Bukan hal yang tabu kerena memang kelas kami cowok semua. Mana ada guru cantik berani masuk ke dalam.

Akhirnya aku memtuskan keluar kelas, tak ada gunanya ikut pelajaran sama aja dengan melihat guru yang takut dengan murid-muridnya, alhasil hanya menjelaskan hal-hal tidak penting karena materi pelajaran salalu terpotong “jahil” teman-teman. Aku memutuskan bolos untuk hari ini

“nglamun apa lu”

Otong membuyarkan lamunan.

“kamu sendiri sejak kapan ada di sini”
“aku memperhatikan mu sejak tadi, kerja yang sungguh-sungguh dari pada ndak dapat bayaran baru tahu rasa kamu” kata otong.
“kerja hanyalah formalitas, akhirnya juga kita belikan makan alhasil ndak punya uang lagi kan?” jawabku santai.

“hahaha” otong hanya tertawa.
“ngapain kamu disini, ndak ada pelajaran?” Tanyaku sambil melanjutkan pekerjaan.
“lebih nyaman disini, dengan mengangkat batu-batu ini aku lebih memahami arti hidup sebenarnya, yaitu tentang bekerja keras” jawab otong dengan sedikit tersenyum.
“dasar sampah, sok motivasi lu” dengan tegas aku mengatakan, sambil terus memukul bebatuan menjadi lebih kecil sehingga bisa di jadikan bahan bangunan.

Setelah mengumpulkan banyak kerikil bebatuan, saat nya menunggu “jatah” untuk ditukar sesuatu yang aku butuhkan. Biasanya setelah bekerja tidak langsung kembali ke asrama. selalu membelikan hasil kerja keras tadi untuk membeli es teh dan beberapa putung rokok.

Bullllll…….. nikmat sekali rokok ini, sambil minum es teh seakan penat dan lelah terobati kembali. Sambil menikmati pemandangan taman di depan warung sesekali aku tersenyum sendiri.

“gila lu”
“anjir, ngapain sih ngikutin terus” lagi=lagi otong
“hahaha, akhir-akhir ini aku selalu melihat kamu sering melamun, aneh aja” jawab si otong serasa mendapatkan hiburan baru.

“terserahlah” aku mengabaikan si otong yang terus berjalan masuk warung memesan makanan.

Sejak dulu, memang si otong inilah yang selalu mengganggu ku bahkan sejak MTs, sejak itupula merasa dia lah orang yang bertanggung jawab menanggung semua ini, namun disaat hari-hari sulit hanya dialah orang yang selalu mengerti akan keadaan.

Bahkan saat aku ketahuan guru sedang pesta minum dibelakang MTs bersama teman sedesa dari SMP lain, hanya dia orang yang mau menampung hidup disaat orangtua ku mengamuk. tidak diperbolehkan pulang selama satu minggu, di rumah otong lah aku “mengungsi”.

“eh, setelah pulang dari sini, mau kemana lu” kali ini otong sudah duduk disebelah ku sambil membawa makanan.
“hmmmm. Gak tahu” aku menjawab datar.

***

Aku menyadari, sejak kecil aku memiliki mimpi, yaitu ingin menjadi terkenal. Dan sejak kecil pula angan-angan itu seperti mudah sekali digapai, aku menyadari saat beranjak sekolah, dan tumbuh dewasa, mimpi hanyalah sebatas mimpi tidak lebih.

Apakah hal tersebut terjadi pada semua orang? Aku selalu memikirkan hal tersebut, mudah sekali anak-anak kecil ketika ditanya “ingin jadi apa” selalu mudah menjawab, jadi dokter, polisi, pilot, pengusaha. Kalau saja meraih mimpi memang semudah itu.


Setidaknya, aku pernah menjadi terkenal. Ya.. bukan hal luar biasa menurutku, bahkan menyebalkan.. apakah juga karena otong?

#-_-

tunggu kelanjutannya ^_^

Bagikan

Jangan lewatkan

Cerpen - Aku dan Si Otong Part 1
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.