Cerpen dewasa - aku dan SI Otong (bagian 1)
Pagi ini aku sudah bekerja, mulai bosan berada dalam kelas,
bukan bosan pada gurunya, melainkan teman-teman ku, ya.. mereka dengan jahil
sekali menggoda guru waktu di kelas. Memang kelas kita selama ini amat jarang
sekali ditemukan guru perempuan apalagi masih muda. Bukan hal yang tabu kerena
memang kelas kami cowok semua. Mana ada guru cantik berani masuk ke dalam.
Akhirnya aku memtuskan keluar kelas, tak ada gunanya ikut
pelajaran sama aja dengan melihat guru yang takut dengan murid-muridnya,
alhasil hanya menjelaskan hal-hal tidak penting karena materi pelajaran salalu
terpotong “jahil” teman-teman. Aku memutuskan bolos untuk hari ini
“nglamun apa lu”
Otong membuyarkan lamunan.
“kamu sendiri sejak kapan ada di sini”
“aku memperhatikan mu sejak tadi, kerja yang sungguh-sungguh
dari pada ndak dapat bayaran baru tahu rasa kamu” kata otong.
“kerja hanyalah formalitas, akhirnya juga kita belikan makan
alhasil ndak punya uang lagi kan?” jawabku santai.
“hahaha” otong hanya tertawa.
“ngapain kamu disini, ndak ada pelajaran?” Tanyaku sambil
melanjutkan pekerjaan.
“lebih nyaman disini, dengan mengangkat batu-batu ini aku
lebih memahami arti hidup sebenarnya, yaitu tentang bekerja keras” jawab otong
dengan sedikit tersenyum.
“dasar sampah, sok motivasi lu” dengan tegas aku mengatakan,
sambil terus memukul bebatuan menjadi lebih kecil sehingga bisa di jadikan
bahan bangunan.
Setelah mengumpulkan banyak kerikil bebatuan, saat nya
menunggu “jatah” untuk ditukar sesuatu yang aku butuhkan. Biasanya setelah
bekerja tidak langsung kembali ke asrama. selalu membelikan hasil kerja keras tadi untuk membeli es teh dan beberapa putung rokok.
Bullllll…….. nikmat sekali rokok ini, sambil minum es teh
seakan penat dan lelah terobati kembali. Sambil menikmati pemandangan taman
di depan warung sesekali aku tersenyum sendiri.
“gila lu”
“anjir, ngapain sih ngikutin terus” lagi=lagi otong
“hahaha, akhir-akhir ini aku selalu melihat kamu sering
melamun, aneh aja” jawab si otong serasa mendapatkan hiburan baru.
“terserahlah” aku mengabaikan si otong yang terus berjalan
masuk warung memesan makanan.
Sejak dulu, memang si otong inilah yang selalu mengganggu ku
bahkan sejak MTs, sejak itupula merasa dia lah orang yang bertanggung jawab menanggung semua ini, namun disaat hari-hari sulit hanya
dialah orang yang selalu mengerti akan keadaan.
Bahkan saat aku ketahuan guru sedang pesta minum dibelakang MTs
bersama teman sedesa dari SMP lain, hanya dia orang yang mau menampung hidup disaat orangtua ku mengamuk. tidak diperbolehkan pulang selama satu
minggu, di rumah otong lah aku “mengungsi”.
“eh, setelah pulang dari sini, mau kemana lu” kali ini otong
sudah duduk disebelah ku sambil membawa makanan.
“hmmmm. Gak tahu” aku menjawab datar.
***
Aku menyadari, sejak kecil aku memiliki mimpi, yaitu ingin
menjadi terkenal. Dan sejak kecil pula angan-angan itu seperti mudah sekali
digapai, aku menyadari saat beranjak sekolah, dan tumbuh dewasa, mimpi hanyalah
sebatas mimpi tidak lebih.
Apakah hal tersebut terjadi pada semua orang? Aku selalu
memikirkan hal tersebut, mudah sekali anak-anak kecil ketika ditanya “ingin
jadi apa” selalu mudah menjawab, jadi dokter, polisi, pilot, pengusaha. Kalau saja
meraih mimpi memang semudah itu.
Setidaknya, aku pernah menjadi terkenal. Ya.. bukan hal luar
biasa menurutku, bahkan menyebalkan.. apakah juga karena otong?
#-_-
tunggu kelanjutannya ^_^
Bagikan
Cerpen - Aku dan Si Otong Part 1
4/
5
Oleh
Unknown