Minggu, 29 Oktober 2017

Cerpen - Aku dan Si Otong Part 2


*Cerpen dewasa - Aku dan Si Otong (Bagian 2)
**dianjurkan membaca part 1 dulu

Saat itu aku masih duduk di bangkus MTs kelas 2, berasal dari keluarga biasa, bahkan bisa dikatakan tidak mampu, untuk menuju sekolah pun harus bejalan kaki setidaknya 2 KM dari rumah. Kebiasaan tersebut aku jalani bertahun-tahun, ya memang bagaimana lagi tidak ada kendaraan saat itu.

Aku mengenal otong saat berlatih bela diri di sebuah padepokan desa lemah, pertama kali melihat dia hanyalah seorang anak kecil pada umumnya, tidak ada yang special darinya. Namun tidak kusangka, kata pelatihku si otong merupakan anak berbakat, banyak amalan-amalan dia lakukan, bahkan menurut rumor yang beredar, pencak silat ini bisa menjadikan orang terbang. Apakah si otong juga bisa melakukannya? Aku bertanya sendiri dalam hati.

“lu anak baru ya” otong menyapa ku duluan
“iya, memang kenapa?” aku bertanya balik, melihat apa responnya.
“owh, mau nantang ya, oke” tanpa basa-basi otong langsung saja menantangku
“oke siapa takut melawan anak kecil” tawa ku dalam hati, otong memanglah bertubuh mungil, aku masih penasaran dengan pelatihku, apakah dia bisa mengalahkanku yang secara fisik berbadan tinggi walaupun tubuhku juga kurus.

Pertarungan hanya berjalan satu menit, dia dengan mudah menghindar pukulan dan tendangan lalu mengunci tanganku kebelakang “telak” aku tidak berkutik.

Sejak saat itu aku ingin berteman dekat dengan otong.

Tidak kusangka, perkenalan dengan otong menjadikan hal menyebalkan dalam hidup ku.

“bagaimana pun, ini hasil kita bersama harus di bagi rata oke” otong membagikan hasil pendapatan hari ini.
“oke lah, selama kita bekerja sama, pasti akan mendapatkan hasil yang pantas di bagi rata” aku menjawab seperti itu karena dua hari lalu kita tidak mendapatkan apa-apa.
“rumah itu memang tidak memiliki apa-apa, pantaslah kita tidak mendapatkan apapun” jawab otong.
“emang kamunya aja yang ndak mau membuka kunci brangkas di almari menggunakan “ilmu” itu”
“mau bagaimana lagi, waktu kita terbatas, aku memutuskan kabur sajalah, hahaha” otong menjawab santai.
“mulai besok, gunakan ilmu yang kamu pelajari itu, atau kita pensiun saja” aku memojokkan otong
“baiklah kawan, aku usahakan” otong mengambil rokok kedua kalinya. Kali ini kita menghabiskan malam dibawah bulan purnama, gedung tak berpenghuni.

Sejak malam itu, kehidupan kami berubah. Semua barang bisa dengan mudah dibeli, bahkan berangkat sekolah aku membawa motor sendiri.

“motor siapa itu, kok kamu bawa terus” Tanya ibu.
“motor nya teman bu, maklum lah dia orang kaya, lagi pula setiap berangkat dan pulang aku mengantarkannya” aku menjawab asal saja.

***

Malam ini hari ke 27 aku melancarkan aksi pekerjaan ku bersama otong, karena dengan ilmu membuka kunci dengan “amalan” yang otong terapkan, setiap malam pekerjaan kami selalu saja mulus. Malam ini kami mencoba menaikkan “level” pekerjaan, bukan lagi rumah guru, rumah juragan beras, tapi seorang kepala polisi di kecamatan ku.

“wah lumayan nih dapat banyak” otong selalu santai menanggapi pekerjaan ini.
“jangan lengah kita berada di kandang singa” aku mengingatkan otong
“kamu jaga di sana, ini pekerjaan ku kawan, santai saja kita bagi rata” jawab otong. Aku hanya bisa diam, lalu kembali dalam posisi sebagai pengawas, takut-takut “singa” akan bangun.

“eh, ada minuman dingin” otong kini berjalan di dapur.
“apa yang kamu lakukan” aku cemas-cemas mendekati otong.
“minum!, aku haus” santai sekali anak ini.
“santai kawan, ini pukul satu dini hari, pemilik rumah juga pada tidur” kali ini perkataan otong membuat sedikir lebih tenang. Walaupun aku sudah terbiasa dengan pekerjaan kami dan tingkah otong, hanya saja “level” ini yang membuatku sedikit tegang.
“mau ku ambilkan?, kamu mau susu jahe” otong mengambilkan sesuatu. Kali ini terbawa sikap santai otong.
Thing, thing, thing !!. aku mengaduk-aduk susu jahe dengan tambahan gula.

“SIAPA ITU !!”
c*k, mlayu c*k” aku reflek belarikan diri menarik lengan otong.
MALING, MALING, MALING ….

bersambung ................ #-_-

Bagikan

Jangan lewatkan

Cerpen - Aku dan Si Otong Part 2
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.