Senin, 09 Oktober 2017

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Langkah Kecil Membangun Peradaban


Berdasarkan amanat menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti, salah satu hal yang tertuang dalam peraturan tersebut yaitu mewajibkan membaca 15 menit. Berdasarkan amanat tersebut dirjen dikdasmen meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Praktik pembelajaran saat ini dinilai berbagai pihak belum sepenuhnya optimal, rendahnya kompetensi peserta didik dinilai menjadi faktor yang perlu diperhatikan, salah satunya dalam hal membaca. Kurangnya minat baca oleh peserta didik dinilai lemahnya pengembangan minat baca dalam proses pendidikan. Oleh karena itulah diperlukan kegiatan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajar, GLS diluncurkan dengan harapan bisa meningkatkan minat literasi sejak usia dini.

Setidaknya ada 6 komponen literasi menurut Clay Dan Ferguson

*Literasi Dini (Early Literacy)
Kemampuan menyimak, mengerti bahasa lisan, dan berkomunikasi gambar ataupun lisan yang dibentuk oleh lingkungan sosial sejak dini dalam lingkup rumah (keluarga). Perkembangan literasi dasar perlu dukungan komunikasi dengan bahasa ibu sebagai fondasi dasar Pengalaman peserta didik

*Literasi Dasar (Basic Literacy)
Kemampuan peserta didik untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan dalam menganalisis memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan peserta didik.

*Literasi Perpustakaan (Library Literacy)
Memberikan pemahaman, seperti cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan peserta didik yang memudahkan dalam penggunaan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi di saat sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.

*Literasi Media (Media Literacy)
Kemampuan mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, misalkan media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), serta memahami tujuan penggunaan masing-masing media.

*Literasi Teknologi (Technology Literacy)
Kemampuan peserta didik memahami kelengkapan teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dalam memanfaatkan teknologi. Selanjutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet juga diperlukan. Dalam praktiknya, pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) Sejalan dengan perkembangan informasi yang sangat pesat karena kemajuan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi.

*Literasi Visual (Visual Literacy)
Pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, mengembangkan kemampuan peserta didik dalam kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual dengan kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbatas, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik.

_________________________________
Literasi yang komprehensif dan saling berkaitan inilah sebagai bekal peserta didik untuk berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat sesuai kompetensi dan perannya sebagai warga Negara.

Pemahaman literasi sejak dini memang sangat diperlukan, maka gunanya gerakan literasi sekolah (GLS) ini merupakan langkah kecil menuju peradaban yang lebih baik. Sosialisasi oleh pemerintah mengajak seluruh lapisan masyarakat, lembaga, organisasi, dan pemerintah daerah khususnya untuk bersama-sama mendukung gerakan tersebut.

GLS tidak akan bisa berjalan tanpa dukungan seluruh lapisan elemen masyarakat. Pentingnya literasi perlu di gaungkan ke seluruh penjuru nusantara tanpa terkecuali.

Jangan biarkan layu
Diakui atau tidak terkadang program pemerintah sebagus apapun konsepnya tak jarang terganjal di tengah perjalanan. Jangan sampai hingar-bingar GLS hanya di awalnya saja dan setelah itu mulai kehabisan energi lalu merangkak tumbang. Hal tersebut bisa terjadi jika komponen sekolah sebagai pelaksana utama GLS tidak menjadikan literasi sebuah kebutuhan namun hanya sebatas kewajiban dan peraturan pemerintah.

Ibarat sebuah tanaman program GLS masih tergolong berumur muda, masih perlu pemeliharaan, pemupukan dan perhatian semua pihak sehingga dapat tumbuh besar dan berbuah manis. Sebagai tanaman baru GLS rentan serangan “hama” yang menyebabkan rentan dan rapuh.

__________________________
Tujuan mulia tersebut memang perlu di dukung semua pihak agar bisa terealisasikan secara nyata dalam bidang akademik. Maka tak perlu diragukan lagi, langkah kecil tersebut bisa berdampak besar di kemudian hari.

#salamliterasi

#salamaksara

Bagikan

Jangan lewatkan

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Langkah Kecil Membangun Peradaban
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.