**silahkan membaca part 1 dengan judul: hari pertama mengajar anak berkebutuhan kasih (tunagrahita)
Yay, hari kedua bertemu dengan Boboy, saya panggil kesayangan, agar saya lebih akrab dengan dia, lebih akrab, dan memotivasi saya bahwa peserta didik yang sedang saya hadapi adalah kesayangan saya, tau sendiri kan kalau berhadapan dengan kesayangan, orang yang kalian sayang, orang yang kalian cinta, maka selalu dengan mudah akan kalian rela lakukan untuk kebaikan kesayangan kalian, sudah se - simple itu kalau definisi saya.
Yay, hari kedua bertemu dengan Boboy, saya panggil kesayangan, agar saya lebih akrab dengan dia, lebih akrab, dan memotivasi saya bahwa peserta didik yang sedang saya hadapi adalah kesayangan saya, tau sendiri kan kalau berhadapan dengan kesayangan, orang yang kalian sayang, orang yang kalian cinta, maka selalu dengan mudah akan kalian rela lakukan untuk kebaikan kesayangan kalian, sudah se - simple itu kalau definisi saya.
Di hari kedua saya dengan Boboy ini, saya berinisiatif untuk nempel
terus ke dia, dari dia datang sampai ke sekolah, saya sapa dia, untungnya para
teman dan guru beserta stafnya mendukung saya untuk bisa lebih dekat dengan
Boboy, demi kelancaran kegiatan pembelajaran, sehingga seharian saya terus
membuntutinya agar menemukan bagaimana caranya agar dia semangat untuk belajar
(cukup itu dulu, jika sudah dengan semangat maka semuanya akan berjalan lancar
sepertinya)
Tepat jam 07:30 saatnya kencan dengan si Boboy, saya sebut begitu
saja biar lebih seru jadi nggak terlalu terbebani, hehehe. Jam pertama 07:30 – 09:00 dengan pelajaran
sosial, tema-nya kerukunan untuk materinya mengenal anggota keluarga yang
terdiri dari nama saya, ayah, bunda, adik. Sebelumnya sudah diberikan informasi
bahwa Boboy masih susah jika ditanya “ Siapa namamu?” sehingga tugasnya saya
adalah ketika dia di berikan pertanyaan siapa namamu, dia bisa menjawab dengan
baik.
Yaps saya minta dia untuk mengeluarkan seluruh isi yang ada di
dalam tasnya, mungkin ada media yang dapat digunakan, yey ternyata dalam kotak pensilnya ada beberapa
foto- foto Boboy dan keluarganya. I’m ready for you boy.
Saya: Pagi boy, Sehat ya boy?
Boy : …..
Saya: Boy, senyum dong kayak ibu gini
Boy : ……
Saya: Boy, hari ini belajar sama ibu ya
Boy: -.-
Saya: Oke, boy siap ya
Boy: -.-
Saya sudah dengan semangat melebihi 45 dan respon dia tetap diam,
datar. Saya masih menjelaskan setiap orang punya nama Boy, kalau aku namaku Bu
fafa, kamu juga punya nama, namamu Boboy. Jadi kalau di tanya siapa namamu? Nah
kamu jawab, aku Boboy. Sekarang coba kamu tanya ke aku, siapa namamu, ayok Boy.
……………………………. ( hening sampai 15 menit). Saya berinisiatif untuk praktek dengan
guru. Terjadi percakapan seperti tadi “Siapa namamu? “
Boy lihatkan apa yang sudah di lakukan bu Fafa dengan ibu Zaza
tadi? Dia hanya diam, ya sudah Boy kamu minu saja dulu gpp. Istirahat sebentar
ya 5 menit. Saya coba mencari solusi untuk menarik perhatiannya. Sambil saya
liat foto – fotonya, kemudian ada saat foto dia bersama dengan ayahnya, dia
menggunakan topeng harimau, dia menunjukkan gambar itu kemudian dia menunjukkan
dirinya (seperti, bu itu lo gambarku) lalu dia bilang “hayimauuu” sambil
menirukan suaranya.
Cling, seperti ada cahaya nih di depan saya yang bersinar (hahahahahahha,
alay) saya dapat ide. Hey Boy, hari ini
kita tidak akan belajar, dengarkan Bu fafa hari ini kita akan bermain. Splash,
wajahnya tersenyum seketika, dia joget – joget, kemudian dia berdiri dengan
sikap siap! (seperti memberikan kode, yosh Bu saya siap!!!!!! ). Jadi Boy,
lihat disini bu Fafa bawa foto – foto, nah sekarang coba tunjukkan dulu mana
fotomu Boy? Dia tunjukkan dengan jarinya. Sip cerdas kamu Boy. Kamu tutup mata,
Bu fafa sembunyikan foto – foto ini nanti kamu cari harta karun foto yang ada
spiderman. Oke, (karena si Boboy ini suka dengan spiderman, jadi fotonya saya
asumsikan dengan spiderman. Ready Boy? Siap Bu (dia jawab dengan lantang) siapa
kamu ? Boboy Spiderman (sekali lagi dia
jawab dengan suara yang keras).
Oke kita hitung 1 – 10 (ajak anak untuk bersama – sama beraktifitas,
seperti menghitung bersama, hal ini juga dapat membantu anak mengingatkan
materi berhitung, agar anak lebih terampil lagi) Oke, pemirsa, hari kedua berjalan dengan
baik. Aih kenapa nggak dari awal saja saya melakukan cara itu, bermain, bermain
dan bermain, kata sekolah, belajar mungkin baginya seperti zombie yang
menyeramkan untuknya, mau melarikan diri pun , dia tidak tahu caranya, makanya
dia lampiaskan dengan diam sejuta kata.
Dari sini kita bisa jadi tahukan bahwa karakteristik anak- anak
berkebutuhan khusus, sangat berbeda kontras, dan kitalah sebagai calon pendidik
harus lebih kreatif, dan menarik dalam proses pembelajaran yang terjadi, juga
selalu libatkan anak dalam segala hal, jangan pelihara rasa kasihanmu itu hanya
karena label mereka anak berkebutuhan kusus, jika kalian merasa iba, hal
terbaik yang harus kita lakukan adalah “bantu! Bantu mereka untuk mandiri,
BUKAN bantu mereka untuk menyelesaikan tugasnya”
Bagikan
Hari Kedua Mengajar Anak Berkebutuhan Kasih (tunagrahita)
4/
5
Oleh
Unknown