Selasa, 24 Oktober 2017

Hari Kedua Mengajar Anak Berkebutuhan Kasih (tunagrahita)

**silahkan membaca part 1 dengan judul: hari pertama mengajar anak berkebutuhan kasih (tunagrahita)

Yay, hari kedua bertemu dengan Boboy, saya panggil kesayangan, agar saya lebih akrab dengan dia, lebih akrab, dan memotivasi saya bahwa peserta didik yang sedang saya hadapi adalah kesayangan saya, tau sendiri kan kalau berhadapan dengan kesayangan, orang yang kalian sayang, orang yang kalian cinta, maka selalu dengan mudah akan kalian rela lakukan untuk kebaikan kesayangan kalian, sudah se - simple itu kalau definisi  saya.

Di hari kedua saya dengan Boboy ini, saya berinisiatif untuk nempel terus ke dia, dari dia datang sampai ke sekolah, saya sapa dia, untungnya para teman dan guru beserta stafnya mendukung saya untuk bisa lebih dekat dengan Boboy, demi kelancaran kegiatan pembelajaran, sehingga seharian saya terus membuntutinya agar menemukan bagaimana caranya agar dia semangat untuk belajar (cukup itu dulu, jika sudah dengan semangat maka semuanya akan berjalan lancar sepertinya)

Tepat jam 07:30 saatnya kencan dengan si Boboy, saya sebut begitu saja biar lebih seru jadi nggak terlalu terbebani, hehehe.  Jam pertama 07:30 – 09:00 dengan pelajaran sosial, tema-nya kerukunan untuk materinya mengenal anggota keluarga yang terdiri dari nama saya, ayah, bunda, adik. Sebelumnya sudah diberikan informasi bahwa Boboy masih susah jika ditanya “ Siapa namamu?” sehingga tugasnya saya adalah ketika dia di berikan pertanyaan siapa namamu, dia bisa menjawab dengan baik.

Yaps saya minta dia untuk mengeluarkan seluruh isi yang ada di dalam tasnya, mungkin ada media yang dapat digunakan, yey  ternyata dalam kotak pensilnya ada beberapa foto- foto Boboy dan keluarganya. I’m ready for you boy.

Saya: Pagi boy, Sehat ya boy?
Boy : …..
Saya: Boy, senyum dong kayak ibu gini
Boy : ……
Saya: Boy, hari ini belajar sama ibu ya
Boy: -.-
Saya: Oke, boy siap ya
Boy: -.-

Saya sudah dengan semangat melebihi 45 dan respon dia tetap diam, datar. Saya masih menjelaskan setiap orang punya nama Boy, kalau aku namaku Bu fafa, kamu juga punya nama, namamu Boboy. Jadi kalau di tanya siapa namamu? Nah kamu jawab, aku Boboy. Sekarang coba kamu tanya ke aku, siapa namamu, ayok Boy. ……………………………. ( hening sampai 15 menit). Saya berinisiatif untuk praktek dengan guru. Terjadi percakapan seperti tadi “Siapa namamu? “

Boy lihatkan apa yang sudah di lakukan bu Fafa dengan ibu Zaza tadi? Dia hanya diam, ya sudah Boy kamu minu saja dulu gpp. Istirahat sebentar ya 5 menit. Saya coba mencari solusi untuk menarik perhatiannya. Sambil saya liat foto – fotonya, kemudian ada saat foto dia bersama dengan ayahnya, dia menggunakan topeng harimau, dia menunjukkan gambar itu kemudian dia menunjukkan dirinya (seperti, bu itu lo gambarku) lalu dia bilang “hayimauuu” sambil menirukan suaranya.

Cling, seperti ada cahaya nih di depan saya yang bersinar (hahahahahahha, alay) saya dapat ide.  Hey Boy, hari ini kita tidak akan belajar, dengarkan Bu fafa hari ini kita akan bermain. Splash, wajahnya tersenyum seketika, dia joget – joget, kemudian dia berdiri dengan sikap siap! (seperti memberikan kode, yosh Bu saya siap!!!!!! ). Jadi Boy, lihat disini bu Fafa bawa foto – foto, nah sekarang coba tunjukkan dulu mana fotomu Boy? Dia tunjukkan dengan jarinya. Sip cerdas kamu Boy. Kamu tutup mata, Bu fafa sembunyikan foto – foto ini nanti kamu cari harta karun foto yang ada spiderman. Oke, (karena si Boboy ini suka dengan spiderman, jadi fotonya saya asumsikan dengan spiderman. Ready Boy? Siap Bu (dia jawab dengan lantang) siapa kamu ?  Boboy Spiderman (sekali lagi dia jawab dengan suara yang keras).

Oke kita hitung 1 – 10 (ajak anak untuk bersama – sama beraktifitas, seperti menghitung bersama, hal ini juga dapat membantu anak mengingatkan materi berhitung, agar anak lebih terampil lagi)  Oke, pemirsa, hari kedua berjalan dengan baik. Aih kenapa nggak dari awal saja saya melakukan cara itu, bermain, bermain dan bermain, kata sekolah, belajar mungkin baginya seperti zombie yang menyeramkan untuknya, mau melarikan diri pun , dia tidak tahu caranya, makanya dia lampiaskan dengan diam sejuta kata.


Dari sini kita bisa jadi tahukan bahwa karakteristik anak- anak berkebutuhan khusus, sangat berbeda kontras, dan kitalah sebagai calon pendidik harus lebih kreatif, dan menarik dalam proses pembelajaran yang terjadi, juga selalu libatkan anak dalam segala hal, jangan pelihara rasa kasihanmu itu hanya karena label mereka anak berkebutuhan kusus, jika kalian merasa iba, hal terbaik yang harus kita lakukan adalah “bantu! Bantu mereka untuk mandiri, BUKAN bantu mereka untuk menyelesaikan tugasnya”  

Bagikan

Jangan lewatkan

Hari Kedua Mengajar Anak Berkebutuhan Kasih (tunagrahita)
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.