**dianjurkan membaca hari pertama dan kedua terlebih dahulu
Nyaman, setelah mengetahui cara pembelajaran agar si Boboy dapat
semangat mengikuti pembelajaran, rasanya seperti diatas angin, garis kemenangan
mulai terlihat, hahahahahahahaha. Nah
setelah sukses denga pembelajaran dengan bermain pada pembelajaran sosial
mengenal keluarga. Selanjutnya adalah pembelajaran beritung, lebih tepatnya
berhitung 1- 10 dan ada pesan dari guru kelas
sebelumnya agar jika memang sudah mampu maka dapat dilanjutkan dengan
angka 1 – 11.
Malam sebelum pembelajaran dilakukan, saya mulai mencari cara agar,
pembelajaran si Boboy dalam permainannya tidak selalu seperti itu. Hmmmmmm saya
utek – utek g jelas itu angka, mulai mengingat – ingat permainan apalagi yang
seru, namun masih berkaitan dengan angka.
Saat itu kebetulan teman sekamar saya sedang mendengarkan lagu dangdut.
Lha dari lagu ini muncul ide – ide yang berlarian di kepala ini. Yaps ide saya
kunci, sip saya siap untuk pembelajaran berhitung besok, Hei Boy, lihat Bu fafa
sudah siap bermain dengan kamu besok, wkwkwkkwkwkwkwkwkkw.
Seperti biasa, saya sampai sekolah 30 menit sebelum bel masuk
berbunyi. Oke jam pembelajaran pertama dimulai,
Saya: He Boy sudah siap untuk belajar berhitung hari ini?
Boy : -.- (mungkin pikirnya, hah? Belajar?)
Saya: (aelah, saya baru
sadar kalau salah ngomong)
Saya coba bangun moodnya, karena saya sudah keceplosan , saya bilang mau belajar.
Saya: Boy, kamu hari ini bawa makan?
Boy: (dia keluarkan kotak makannya)
Saya: Coba lihat, apa isi
kotak makanmu Boy
Boy: (dia buka kotak maknnya, sambil mencium bau masakannya ibunya)
Saya: Coba boy lihat ada apa saja lauknya? Wah berapa Boy bawa
lauknya (disini saya bermaksud untuk memulai pembelajaran berhitung, dia mulai
menyebutkan lauk yang dibawanya, kemudian banyak lauknya. Mengapa dengan kotak
makan? Karena satu – satunya hal yang dapat membuatnya bahagia adalah makan!
Nah, hal tersebut juga dapat anda lakukan untuk mengubah mood anak dengan
memulai hal yang ia sukai, tanpa terlalu menonjolkan tujuan pembelajaran, sehingga
anak merasa santai)
Selanjutnya saya mulai dengan pembelajaran berhitung, dengan
menggunakan media balok, kartu angka, serta gambar. Dimulai dengan saya minta
dia untuk mengambil balok sejumlah 1 terus berurutan hingga 10, setelah ia
mampu maka saya tunjukkan gambar angka, saya minta dia untuk menyebutkan angka
berapa?
Saya: Boy, lihat ini angka berapa? (sambil saya menunjukkan kartu
angka)
Boy: 4
Saya: yes pintar, sekarang ibu minta ambil balok sebanyak angka 4
Boy: dia mulai mengikuti
instruksi yang saya berikan
Begitu seterusnya, angka yang saya berikan saya acak tidak selalu
angka berurutan.
Sebagai guru, kita juga harus dapat memahami kondisi peserta didik
yang sedang kita hadapi,terlebih peserta didik yang dihadapi adalah anak
berkebutuhan khusus, dengan berbagai karakteristik, dan mood yang dapat meledak
setiap saatnya. Langkah terbaik yang dapat dilakukan adalah lakukan
pembelajaran dengan hal – hal yang berkaitan dengan sesuatu yang peserta didik
sukai. Kreatif adalah kunci yang dapat membuat anak semangat belajar.
Ketika saya mulai menyadari bahwa si Boboy ini mulai bosan dengan
pembelajarannya, maka saya berikan dia kesempatan untuk minum dan santai
sejenak , kemudian dengan menggunakan
isyarat bahwa dia mengantuk ( gawat ini pikir saya, kalau dia mulai mengantuk )
Saya: Boy, berdiri ayok kita bersenang – senang
Boy : Senyum nya mulai merekah
Saya: ini, Bu Fafa punya gambar angka 2, nah gambar angka 2 ini
dengan pantat mu membentuk angka 2 okeh, sambil joget – joget, bu Fafa putarkan
music. Oke?
Boy: Oke
Akhirnya kita berdua saling bergantian untuk menggambar angka
dengan pantat,hingga jam pembelajaran habis. Yaps sudah memang seharusnya kita
memahami kondisi peserta didik berkebutuhan khusus dengan berbagai
karakteristiknya sangat jauh berbeda dengan anak regular lainnya. Bersabar
akan menuntun kita untuk tetap teguh memberikan hak pendidikan bagi mereka, dan
kreatif menjadikan mereka lebih bersemangat untuk sekolah
Bagikan
Hari Ketiga Mengajar Anak Berkebutuhan Kasih (Tunagrahita)
4/
5
Oleh
Mansur Hidayat