Sudah bahagiakah untuk hari ini, hari kemarin, dan hari
esok? Jika belum, masih galau, dan masih menyesali hal- hal yang sudah berlalu.
Mulai dari sekarang bahagialah dengan cara yang sederhana yaitu dengan
mensyukuri nikmat yang telah diberikannya hingga kini kita masih dapat
beraktivitas ( salah satunya membaca tulisan saya ini J )
Kali ini saya ingin berbagi sekelumit pengalaman ketika saya
membantu anak berkebutuhan khusus ( tunagrahita ) dalam proses belajar
mengajar, jadi ceritanya ini hari petama saya ngajar. Karena sudah beberapa kali
berhadapan dengan anak tunagrahita jadi saya tidak ada persiapan apapun untuk
hari petama ngajar, perlu kita tahu sebagai guru berkebutuhan khusus hari
pertama yang dilakukan adalah observasi, terkait dengan kemampuan peserta didik
sehingga kita dapat memahami sejauh mana pemahaman peserta didik terkait materi
yang sudah diberikan, nah hasil dari observasi ini dapat digunakan sebagai alat
untuk membuat materi selanjutnya dalam kegiatan belajar mengajar, karena
kurikulum yang diberikan untuk anak berkebutuhan khsus harrus disesuaikan oleh
kemampuan dan kebutuhan anak. Yaps! Anda tidak salah baca, kurikulum yang
menyesuaikan peserta didik, beda dengan anak regular yang justru harus
menyesuaikan dengan kurikulum yang sudah dibuat.
Kembali ke tujuan awal, hari pertama mengajar saya datang 30
menit sebelum pembelajaran di mulai, saya diberikan pengarahan kepada salah
satu pemilik lembaga tersebut bahwa untuk hari ini cukup melakukan observasi
saja, sehingga akan memahami karakteristik tiap anak yang berbeda – beda. Ketika masuk kelas, dalam kelas tersebut ada
3 anak 2 laki - laki dan 1
perempuan. Dari ketiga peserta didi
tersebut semua termasuk kedalam kategori anak tunagrahita, namun derajat
ketunaannya berbeda – beda. Pelajaran dimulai seperti biasanya, pada 15 menit
pertama guru melakukan apersepsi kepada para peserta didik, namun ada salah
satu peserta didik yang sedang flu berat, nah sebelum pelajaran di mulai guru
tersebut meminta untuk anak ini membersihkan ingusnya terlebih dahulu, perintah
pertama berjalan dengan baik, kemudian si Boboy (sebut saja begitu) saat
pelajaran alam, materi yang disampaikan pada mengenal anggota tubuh, nah guru
tersebut meminta Boboy untuk meminta gambar wajah pada salah satu petugas di sekolah,
namun ketika sampai di ruangan bapak admin boboy hanya terdiam Bapak admin
bertanya: “ Kamu di suruh apa? “ Boboy hanya berdiri tegap diam kemudian, sama
bapak admin suruh balik ke bu guru untuk bertanya di suruh ngapain, Boboy di
berikan pengertian lagi bahwa dia di suruh minta gambar wajah peristiwa ini
terjadi begitu berulang – ulang sampai sekitar 30 menit.
Setelah 30 menit berlalu, akhirnya bapak admin menyerah dan
memberikan gambar wajah pada boboy tersebut, pelajaran jam pertama hanya berlangsung
15 menit untuk si Boboy, karena waktu di babat habis olehnya saat meminta
gambar wajah yang dia tidak megucapkan spepatah kata pun. Karena penasaran,
ketika jam istirahat saya mengamati Boboy ini ketika berintiraksi dengan teman
sepermainannya, dia bahagia, dia tertawa dia main tebak – tebakkan gambar
hewan, dan hei! Dia bisa jawab, dia juga mengerti pembicaraan orang di sekitarnya,dia
juga tahu perintah yang diberikan untuknya , dari situ saya paham bahwa dia
sebenarnya dia dapat biacara, meskipun dengan kosakata yang terbatas, saya
mulai dekati dia, saya tunjuk gambar binatangya, dia juga mau menjawab monyet (
sambil mnirukan suaranya), anjing, ayam, katak.
Bel masuk mulai menganggu anak – anak untuk meyudahi
permainannya, akhirnya setelah istirahat saya di minta untuk memegang Boboy,
karena ternyata untuk selanjutnya Boboy akan selalu belajar bersama saya. Saya
merasa santai karena saat istirahat dia sudah mulai akrab dengan saya, main tebak
– tebakan bersama saya. Namun sikapnya sudah berubah total, dia mulai dengan
jurusnya yang diam seribu bahasa, tidak berbicara sepatah kata pun, ketika saya
sudah cerewet menjelaskan dia hanya diam, saya mulai dengan” halo Boboy, hari
ini belajar sama bu Fafa ya, nah hari ini kita akan belajar wajah, lihat di
gambar ini ada mata, sambil saya menunjukkan gambar mata, nah ini matanya ibu (
saya pegang mata saya ) sekarang coba mana matanya Boboy, saya mengulang pertanyaan
coba pegang matanya Boboy hingga 3- 5 kali dan responnya hanya diam sambil
mainan mulutnya. Akhirnya saya menyerah, membantunya untuk menyentuh kedua mata
dengan tangannya. Mengetahui keadaan seperti ini., guru kelasnya ini meminta
saya untuk memberikan tugas kepadanya menulis saja, nah ketika saya memberikan
dia tugas menulis, menggunting, mewarnai dia menyelesaikannya dengan cukup baik
tanpa pertentangan ataupun mogok tidak mau.
Setelah jam pelajaran selesai, saya rasa hari ini, merupakan
sebuah pemanasan untuk menjadi pendidik anak berkebutuhan khusus, dalam
memberikan haknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak, meskipun dengan
kondisi respon pertama kali yang diberikan seperti itu. Kemudian saya coba
sharing sambil mencari informasi terkait dengan si boboy ini. Dia adalah anak
yang penurut, ketika dimintai bantuan
dia selalu siap, namun saat diajak berbicara, dia bisa, mampu hanya saja dia
terlalu malas untuk berbicara. Mengapa demikian? Karena aktivitasnya di rumah,
dia jarang diajak berbicara, apa yang dia inginkan sudah langsung tersedia di
depannya tanpa dia harus berbicara untuk memintanya. Itulah salah satu faktor yang menyebabkan dia menajdi malas untuk
berbicara. Pertemuan kedua masih dengan kejutan yang maha dahsyat.
__________________________
Tunggu kisah kami selanjutnya.. masih bersama dengan anak
berkebutuhan kasih
Bagikan
Hari Pertama Mengajar Anak Berkebutuhan Kasih (Tunagrahita)
4/
5
Oleh
Unknown