Senin, 23 Oktober 2017

Hari Pertama Mengajar Anak Berkebutuhan Kasih (Tunagrahita)


Sudah bahagiakah untuk hari ini, hari kemarin, dan hari esok? Jika belum, masih galau, dan masih menyesali hal- hal yang sudah berlalu. Mulai dari sekarang bahagialah dengan cara yang sederhana yaitu dengan mensyukuri nikmat yang telah diberikannya hingga kini kita masih dapat beraktivitas ( salah satunya membaca tulisan saya ini J )

Kali ini saya ingin berbagi sekelumit pengalaman ketika saya membantu anak berkebutuhan khusus ( tunagrahita ) dalam proses belajar mengajar, jadi ceritanya ini hari petama saya ngajar. Karena sudah beberapa kali berhadapan dengan anak tunagrahita jadi saya tidak ada persiapan apapun untuk hari petama ngajar, perlu kita tahu sebagai guru berkebutuhan khusus hari pertama yang dilakukan adalah observasi, terkait dengan kemampuan peserta didik sehingga kita dapat memahami sejauh mana pemahaman peserta didik terkait materi yang sudah diberikan, nah hasil dari observasi ini dapat digunakan sebagai alat untuk membuat materi selanjutnya dalam kegiatan belajar mengajar, karena kurikulum yang diberikan untuk anak berkebutuhan khsus harrus disesuaikan oleh kemampuan dan kebutuhan anak. Yaps! Anda tidak salah baca, kurikulum yang menyesuaikan peserta didik, beda dengan anak regular yang justru harus menyesuaikan dengan kurikulum yang sudah dibuat.

Kembali ke tujuan awal, hari pertama mengajar saya datang 30 menit sebelum pembelajaran di mulai, saya diberikan pengarahan kepada salah satu pemilik lembaga tersebut bahwa untuk hari ini cukup melakukan observasi saja, sehingga akan memahami karakteristik tiap anak yang berbeda – beda.  Ketika masuk kelas, dalam kelas tersebut ada 3 anak 2 laki -  laki dan 1 perempuan.  Dari ketiga peserta didi tersebut semua termasuk kedalam kategori anak tunagrahita, namun derajat ketunaannya berbeda – beda. Pelajaran dimulai seperti biasanya, pada 15 menit pertama guru melakukan apersepsi kepada para peserta didik, namun ada salah satu peserta didik yang sedang flu berat, nah sebelum pelajaran di mulai guru tersebut meminta untuk anak ini membersihkan ingusnya terlebih dahulu, perintah pertama berjalan dengan baik, kemudian si Boboy (sebut saja begitu) saat pelajaran alam, materi yang disampaikan pada mengenal anggota tubuh, nah guru tersebut meminta Boboy untuk meminta gambar wajah pada salah satu petugas di sekolah, namun ketika sampai di ruangan bapak admin boboy hanya terdiam Bapak admin bertanya: “ Kamu di suruh apa? “ Boboy hanya berdiri tegap diam kemudian, sama bapak admin suruh balik ke bu guru untuk bertanya di suruh ngapain, Boboy di berikan pengertian lagi bahwa dia di suruh minta gambar wajah peristiwa ini terjadi begitu berulang – ulang sampai sekitar 30 menit.

Setelah 30 menit berlalu, akhirnya bapak admin menyerah dan memberikan gambar wajah pada boboy tersebut, pelajaran jam pertama hanya berlangsung 15 menit untuk si Boboy, karena waktu di babat habis olehnya saat meminta gambar wajah yang dia tidak megucapkan spepatah kata pun. Karena penasaran, ketika jam istirahat saya mengamati Boboy ini ketika berintiraksi dengan teman sepermainannya, dia bahagia, dia tertawa dia main tebak – tebakkan gambar hewan, dan hei! Dia bisa jawab, dia juga mengerti pembicaraan orang di sekitarnya,dia juga tahu perintah yang diberikan untuknya , dari situ saya paham bahwa dia sebenarnya dia dapat biacara, meskipun dengan kosakata yang terbatas, saya mulai dekati dia, saya tunjuk gambar binatangya, dia juga mau menjawab monyet ( sambil mnirukan suaranya), anjing, ayam, katak.

Bel masuk mulai menganggu anak – anak untuk meyudahi permainannya, akhirnya setelah istirahat saya di minta untuk memegang Boboy, karena ternyata untuk selanjutnya Boboy akan selalu belajar bersama saya. Saya merasa santai karena saat istirahat dia sudah mulai akrab dengan saya, main tebak – tebakan bersama saya. Namun sikapnya sudah berubah total, dia mulai dengan jurusnya yang diam seribu bahasa, tidak berbicara sepatah kata pun, ketika saya sudah cerewet menjelaskan dia hanya diam, saya mulai dengan” halo Boboy, hari ini belajar sama bu Fafa ya, nah hari ini kita akan belajar wajah, lihat di gambar ini ada mata, sambil saya menunjukkan gambar mata, nah ini matanya ibu ( saya pegang mata saya ) sekarang coba mana matanya Boboy, saya mengulang pertanyaan coba pegang matanya Boboy hingga 3- 5 kali dan responnya hanya diam sambil mainan mulutnya. Akhirnya saya menyerah, membantunya untuk menyentuh kedua mata dengan tangannya. Mengetahui keadaan seperti ini., guru kelasnya ini meminta saya untuk memberikan tugas kepadanya menulis saja, nah ketika saya memberikan dia tugas menulis, menggunting, mewarnai dia menyelesaikannya dengan cukup baik tanpa pertentangan ataupun mogok tidak mau.

Setelah jam pelajaran selesai, saya rasa hari ini, merupakan sebuah pemanasan untuk menjadi pendidik anak berkebutuhan khusus, dalam memberikan haknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak, meskipun dengan kondisi respon pertama kali yang diberikan seperti itu. Kemudian saya coba sharing sambil mencari informasi terkait dengan si boboy ini. Dia adalah anak yang penurut,  ketika dimintai bantuan dia selalu siap, namun saat diajak berbicara, dia bisa, mampu hanya saja dia terlalu malas untuk berbicara. Mengapa demikian? Karena aktivitasnya di rumah, dia jarang diajak berbicara, apa yang dia inginkan sudah langsung tersedia di depannya tanpa dia harus berbicara untuk memintanya. Itulah salah satu faktor yang menyebabkan dia menajdi malas untuk berbicara. Pertemuan kedua masih dengan kejutan yang maha dahsyat.
__________________________

Tunggu kisah kami selanjutnya.. masih bersama dengan anak berkebutuhan kasih

Bagikan

Jangan lewatkan

Hari Pertama Mengajar Anak Berkebutuhan Kasih (Tunagrahita)
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.