Sabtu, 14 Oktober 2017

Menabung tidak Dianjurkan dalam Islam, Namun Dianjurkan Oleh Bank


Sejak kecil kita dianjurkan menabung, pada saat sekolah dasar guru kita selalu mengatakan “rajin menabung pangkal kaya” dan slogan tersebut masuk soal ulangan. Entah saya lupa kelas berapa, namun masih teringat jelas mengenai pelajaran tersebut.

Apakah benar, rajin menabung pangkal kaya? Dalam pelajaran ekonomi kita mengenal inflasi, merupakan kenaikan harga-harga kebutuhan secara serempak. Dengan adanya inflasi, jika saat ini kita bisa membeli cilok seharga Rp500,- belum tentu tahun depan dengan Rp500,- akan mendapatkan barang yang sama, nilai mata uang akan terus tergerus nilainya secara gradual. Berapa patokan normal inflasi? Sekitar 7% pertahun. Jadi kalian memiliki uang yang sama, maka tahun depan sudah kehilangan 7% dari nilai mata uang saat ini.

Terlepas dari konspirasi keuangan (seperti postingan saya sebelumnya) secara umum, ketika kita menabung, uang kita akan berhenti, ada pepatah yang mengatakan bahwa uang seperti air, kalau mengalir jernih jika diam menjadi sarang penyakit. Sehingga menabung terkesan seperti menumpuk harta? Na’udhubilah

Lalu apakah slogan menabung pangkal kaya sangat bertentangan dengan konsep kehidupan manusia?, atau slogan tetangganya “hemat pangkal kaya” juga menuai beragam polemik. Menurut penulis hemat itu dianjurkan dalam islam,

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
(QS Al-Furqan: 67)

Mungkin hal ini sepele, namun jika diperhatikan kedua slogan tersebut memiliki perbedaan cukup signifikan. Terlepas dari kedua slogan tersebut saya akan membahas tentang menabung dalam islam, apakah dianjurkan?

Setelah kita mengetahui bahwa nilai mata uang akan terus menurun menabung menjadi hal yang sangat tidak produktif, selain itu fungsi uang adalah untuk dihabiskan (di belanjakan) jika kalian simpan berarti kalian menyalahi arti sesungguhnya kegunaan uang tersebut.

Dalam islam istilah “rajin menabung pangkal kaya” sangat tidak dibenarkan, setelah menerima materi tentang ekonomi syariah yang di sampaikan ust. Anas budiharjo (seorang dosen ekonomi syariah di UB) saya menjadi tau, ternyata islam menganjurkan untuk ber-investasi. Jika kita menabung, selain “seakan menimbun harta” juga menghambat laju ekonomi.

Ekonomi bisa cepat terbangun dengan perputaran uang, maka tanpa adanya uang bisnis pasti akan macet.

Salah satu bukti bahwa islam lebih menganjurkan investasi adalah dengan adanya rukun islam tentang zakat. Ya, dengan zakat secara tidak langsung menyuruh kita untuk produktif, uang, emas, dan barang berharga jika tidak kita gunakan maka terkena zakat. Dengan demikian zakat merupakan gerakan untuk berinvestasi, jika kalian mempergunakan uang atau barang tersebut dalam rangka investasi (dunia/akhirat) maka tidak terkena zakat.

Selain itu Zakat yang diberikan kepada penerima zakat (mustahik) akan meningkatkan pendapatan mereka, jika pendapatan mereka meningkat yang terjadi konsumsi terhadap barang tertentu akan meningkat, itu berarti daya beli mustahik atas suatu produk kebutuhan mereka akan naik, jika itu terjadi peningkatan daya beli produk akan berimbas pada kenaikan permintaan suatu produk tersebut, peningkatan permintaan akan mendorong perusahaan untuk lebih produktif dalam memproduksi barang tersebut. Imbas dari kenaikan produksi adalah menambah lapangan pekerjaan kepada masyarakat guna memenuhi kapasitas produksi. Dan pada akhirnya pengangguran bisa berkurang.

_________________________
Selain sebagai pendorong investasi, ternyata zakat juga berpengaruh terhadap makro ekonomi.
_________________________

Inti dari penjelasan diatas adalah, berhentilah menabung, pergunakan uang sebagai fitrahnya (bukan berarti boros). Investasi juga tidak selalu tentang duniawi, investasi akhirat juga salah satu pilihan yang perlu di perhatikan.

Lalu muncul pertanyaan, siapakah yang memulai membuat slogan “rajin menabung pangkal kaya” ??? silahkan baca judul postingan ini.

Akhir kata, mengutip perkataan dari AA Gym
“zakat harus dihitung, kalau sedekah jangan hitung-hitungan”


Sampai jumpa ^_^

Bagikan

Jangan lewatkan

Menabung tidak Dianjurkan dalam Islam, Namun Dianjurkan Oleh Bank
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.