Rabu, 04 Oktober 2017

Urgensi Pendidikan dan Peradaban! Masa Lalu tidak Bisa Dibiarkan Berlalu


Waktu itu dosen saya pernah bilang, kalian itu harus memiliki pemikiran ke depan, jangan biarkan inovasi mendahului kalian. Dengan polosnya saya Tanya ke dosen. Pak lalu apakah jurusan sejarah itu tidak penting? Kan mereka belajar tentang masa lalu?. Dengan mantab beliau menjawab, ya memang benar mereka belajar dari masa lalu, belajar sejarah agar tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa yang akan datang. inti dari penjelasan beliau adalah, apapun bidang ilmu yang kalian tekuni selalu berfikir ke depan, jangan terikat dengan masa lalu bukan berarti masa lalu itu tidak penting.

Untuk itulah benar sekali yang dikatakan bung karno “jasmerahjangan sekali-kali meninggalkan sejarah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. pandangan tersebut mengingatkan kita akan pentingnya memaknai diri sebagai makhluk social yang lebih beradab, bagaimana pun masa lalu berperan penting terhadap apa yang terjadi saat ini.

Pendidikan merupakan tonggak peradaban manusia, dengan pendidikan kunci kemajuan peradaban bisa dirubah menjadi lebih baik. Namun tujuan pendidikan tersebut menuai bermacam polemic, di Indonesia sendiri banyak orang mengartikan pendidikan di Indonesia ini hanya sebatas istrumen belaka, para pembuat kurikulum hanya membuat kerangka pembelajaran berdasarkan penilaian akademik? Apakah benar demikian.

Untuk itu, diperlukan pembelajaran mengenai peradaban yang membentuk jati diri anak bangsa menjadi lebih nerkualitas serta berintegritas.

Yunani Kuno
Pada zaman yunani kuno tujuan pendidikan sangatlah sederhana, yaitu dengan tujuan bertahan hidup. Pada zaman itu pula pendidikan dilaksanakan pada saat waktu senggang. Oleh karena itu skhole dalam bahasa yunani berarti waktu senggang, maka lahirlah istilah sekolah hingga saat ini.

Ketika berbicara mengenai peradaban yunani ada tiga filsuf yang taka sing lagi mewarnai dunia pendidikan ialah aristoteles, Socrates dan plato. Perlunya pendidikan Indonesia belajar dari peradaban ialah ketika kita membedah pandangan ketiga filsuf ini.

Nagasaki dan hirosima
Ketika kita belajar sejarah, tentu kita mengetahui bahwa pada perang dunia dua kota di jepang Nagasaki dan hirosima terkena bom membumi hanguskan seluruh kota tanpa ampun. Namun yang mengejutkan adalah hal yang ditanyakan oleh kaisar jepang pada saat itu adalah berapa jumlah guru yang tewas dan masih hidup, bukan menanyakan tentang berapa jumlah tentara atau jendral. Hal tersebut menyadarkan kita bahwa betapa tingginya perhatian jepang terhadap pendidikan.

Seandainya kita (Indonesia) bisa mengambil pelajaran dari kaisar jepang seharusnya kementrian pendidikan dan kebudayaan berada di bawah presiden secara langsung. Jika pemimpin bangsa memiliki persepsi mengenai pentingya pendidikan bukan tidak mustahil bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar dan disegani oleh bangsa lain.

Ki hajar dewantara
Peradaban yang paling penting kita ketahui mengenai cikal bakal pendidikan di Indonesia adalah Ki hajar dewantara (1950), karena landasan historis sangat penting kita ketahui. Taman siswa memiliki pandangan dalam pengembangan pendidikan terdiri dari dalam among dengan semboyan Tut Wuri Handayani.

Semboyan atau azaz tut wuri handayani tersebut merupakan konsep yang tak lepas dari ing ngarso sing tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Secara tersirat kita bisa mengartikan bahwa sebagai guru harus bisa memberikan porsi dan interaksi yang fleksibel sesuai keberadaan posisi sebagai guru. Ing ngarso sing tulodo berarti pendidik harus memberikan contoh yang baik ketika didepan siswa (digugu lan ditiru). Ing madyo mangun karso ketika pendidik berada di tengah bersama-sama siswa guru harus bisa mendorong kemauan dan kreatifitas anak untuk terus berinovasi. Dan yang terakhir tut wuri handayani yaitu guru harus bisa membangkitkan atau mendorong semangat siswa dari belakang.

Dengan konsep tersebut kita mengetahui peran guru tidak boleh menyerah dalam membangkitkan jiwa pendidikan dan pembelajaran kepada siswa, ataupun sebaliknya guru juga tidak boleh dominan menguasai peserta didik agar terciptanya kretifitas dan keberanian siswa untuk belajar lebih baik.

___________________________
Akhir kata Pendidikan merupakan kunci kemajuan suatu bangsa, tiada bangsa yang maju melainkan tanpa didukung pendidikan yang kuat. Sejarah telah mengajarkan kepada kita mengenai urgensi pendidikan terhadap kemajuan peradaban bangsa.

#salamaksara

#salamliterasi

Bagikan

Jangan lewatkan

Urgensi Pendidikan dan Peradaban! Masa Lalu tidak Bisa Dibiarkan Berlalu
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.