Diluar sana, teman tetangga dan kerabat dekat mungkin,
selalu mencari info beasiswa. Begitu banyak info yang bisa dicari dengan kata
kunci tersebut, sebagai pejuang beasiswa dituntut untuk memenuhi beberapa kriteria,
apalagi pejuang beasiswa luar negeri. Banyak hal yang menjadikan prioritas
pilihan agar bisa terpenuhi terlebih dahulu.
Namun perlu diingat bahwa beasiswa jangan sampai membuatmu
menjadi pemalas.
Dulu waktu saya masih maba pernah bertemu asisten dosen,
beliau masih muda dan cantik (makanya inget). Beliau pernah berpesan, “bisa
jadi dengan beasiswa mahasiswa sekarang menjadi pemalas” saya pun penasaran, “lho
kok bisa seperti itu bu?” mudah saja, ingat perkataan bahwa berada di zona
nyaman membuatmu tidak berkarya, miskin kreatifitas? Nah dengan beasiswa,
mahasiswa seperti sudah terpenuhi semua kebutuhan finansial, alhasil mereka
tidak berkarya, berbeda dengan mereka yang tidak mendapatkan beasiswa, jika dia
miskin pasti berkutat mencari pekerjaan dan berjuang keras agar kuliahnya bisa
berjalan dengan baik.
Saya sebagai mahasiswa baru tidak bisa menerima begitu saja,
karena secara tidak langsung sudah menyindir saya sebagai penerima beasiswa
bidik misi. Namun di akhir masa perkuliahan inilah baru merasakan apa yang
dikatakan beliau benar adanya, kuliah ya sekedar kuliah tanpa melakukan
sesuatu, hanya berpedoman “setidaknya masih memenuhi kriteria penerima beasiswa”
yaitu IPK tidak kurang dari 3.00, selain itu? Seperti kuliah tidak memiliki
faedah sama sekali.
Tidak bermaksud menyindir siapapun, saya hanya bicara
kebanyakan mahasiswa saja, diluar sana masih banyak penerima beasiswa yang tahu
diri, contohnya mawapres UNNES seorang penerima bidik misi wisuda diantar
bapaknya yang tak lain seorang tukang becak, lalu mahasiswa kedokteran UGM
bahkan bisa membuat bapak SBY menangis saat dia naik podium untuk sambutan
mewakili penerima beasiswa bidikmisi berprestasi lainnya. Nah itu sebagian
kecil, lalu sebagian besarnya kemana?
Berada di zona nyaman
Kuliah adalah kesempatan yang tak bisa terulang kembali, saat
– saat akhir perkuliahan adalah saat dimana penyesalan itu tiba. Kebanyakan dari
kita berfikir bahwa kuliah yang rajin agar mendapatkan IPK tinggi lalu segera
lulus tepat waktu dan mencari pekerjaan yang layak. Semudah itu? Anggapan salah
kebanyakan mahasiswa tersebut masih “umum” menjadi mindset mereka.
Alhasil kuliah hanya menjalankan tugas dari dosen saja,
padahal ilmu untuk bekerja tidak hanya didapat dari kampus, lebih parahnya lagi
mindset tersebut hampir menjadi pemikiran semua mahasiswa, coba bayangkan saja
setiap bulan berapa ribu mahasiswa lulus mendapatkan gelar sarjana, bahkan saya
dengar kampus UB pernah melakukan acara wisuda satu bulan dua kali, coba
bayangkan jika minset itu masih menjadi pemikiran mu, berapa juta orang yang
menjadi saingan mendapatkan pekerjaan.
Jadilah pembeda
Pesan ini saya tekankan lebih khusus bagi kalian seorang
mahasiswa baru (maba) apalagi jika kalian penerima beasiswa, jangan sampai
lengah dengan kemerdekaan finansial mu, bahkan untuk bermewah – mewah seperti
beli HP baru notebook baru dsb. Sadarlah kuliah hanya sementara, perjuangan
hidup sesungguhnya baru dimulai sejak lulus kuliah.
Dengan pembeda, akan menjadikan dirimu dinilai lebih dari
orang lain. Tidak usah terlalu jauh seperi mawapres UGM yang saya contohkan
diatas, mulailah dengan hal kecil yang kamu sukai (passion). Misalkan saja suka
dengan fotografi cobalah ikut lomba foto, jago nulis ikutlah beberapa acara
kepenulisan dan ikut komunitas literasi. Dengan demikian setidaknya mempunyai
bekal yang bisa kalian bawa setelah lulus (bukan sekedar ijasah)
____________________
Akhir kata, jadilah penerima beasiswa yang “tahu diri”
jangan Cuma sekedar menggugurkan kewajiban, kuliah lebih dari sekedar duduk
menerima materi dari dosen, tapi juga beban sebagai agen perubahan. Berhentilah
menjadi pecundang,
Bagikan
Beasiswa Membuat Malas Karena Berada di Zona Nyaman
4/
5
Oleh
Mansur Hidayat