Menghadapi era digitalisasi saat ini, banyak perubahan –
perubahan yang entah disadari atau tidak akan menjadikan generasi muda
memandang pekerjaan berbeda dengan generasi sebelumnya. Jika kita kilas balik
tentang keinginan sebagian besar masyarakat menginginkan anaknya bekerja
sebagai PNS atau kerja kantoran, namun semakin ketatnya persaingan menjadi
pegawai bukan legi sebagai keinginan populer generasi milenial.
Setiap hari terjebak
macet
Beberapa waktu lalu, nitizen tengah digemparkan dengan iklan
baliho sebuah perusahaan ojek online, bagaimana tidak papan reklame besar di
atas jalan tersebut hanya menampilkan tulisan padat, seperti iklan di kolom
berita Koran harian. Namun menariknya, hal yang menjadi inti dari iklan
tersebut adalah semakin sesaknya jalan memaksa kita (para pekerja) hanya
menghabiskan waktu di jalanan yang macet.
Semakin sesaknya jalanan kota, para pekerja/pegawai tidak
mempunyai waktu maksimal untuk keluarga, hal tersebut menambah stress dengan
rutinitas seperti itu setiap hari, berangkat kerja pagi – macet, pulang kerja
sore – macet lagi. Penelitian yang disampaikan seorang pengamat di amerika,
tren pekerjaan semakin bergeser dikarenakan teknologi.
Disebutkan bahwa sedikitnya 20% pekerja di amerika memilih
keluar dari pekerjaan nya dan memilih bekerja lepas. Kenapa sampai demikian? Beberapa alasan tersebut diantaranya adalah
kemacetan dan fleksibiltas waktu yang terkuras habis karena pekerjaan, mereka
tidak menikmati gaya hidup dengan rutinitas setiap hari seperti itu. Dan
diprediksi besaran perpindahan mindset tersebut bakal meningkat seiring
berjalannya kemajuan teknologi. Lalu
apakah Indonesia juga demikian?
Teknologi memaksa
perubahan
Membaca tulisan rhenald kasali membuat saya sebagai seorang
mahasiswa jurusan bisnis manajemen
merasa apa – apa yang dipelajari di kampus terkesan sangat kuno dan jadul untuk
era saat ini, ketika pemuda saat ini menyebut start up dosen dan beberapa buku yang saya pelajari masih
menyebutnya sebagai UMKM, ketika di kampus diajarkan strategi 4P (Product, Price,
Place dan Promotion) sebagai salah satu marketing stratejik nyatanya hal
tersebut tidak dibutuhkan lagi bagi pemasar online.
Dijelaskan lebih lanjut oleh seorang guru besar Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia tersebut adalah teknologi memaksa PHK atau
pemberhentian pegawai besar – besaran sedang terjadi, sebagai contohnya adalah
*dengan adanya system elektronik penjaga toll tidak lagi
dibutuhkan
*elektronik banking memaksa perusahaan digitalisasi bank,
dampaknya banyak memberhentikan teller
*maraknya toko online memberi dampak pada retail – retail
modern menutup beberapa gerainya, akhirnya pegawai banyak yang menanggung beban
pengangguran
Contoh diatas hanyalah sebagian kecil dampak perubahan
teknologi memakan banyak korban menjadi pengangguran.
Tren pekerjaan
generasi milenial
Namun lebih lanjut lagi bagi seorang yang memikirkan peluang
dengan adanya perkembangan teknologi merupakan
sebuah peluang pekerjaan baru. Tidak hanya sebagai ancaman, teknologi pun
memunculkan tren pekerjaan – pekerjaan baru yang belum terfikirkan oleh para
orang tua. Ada hal yang sangat menggelitik disaat presiden jokowi sedang
membagikan sepeda kepada anak – anak sekolah dasar, saat itu presiden
menanyakan kepada seorang murid yang ditunjuk kedepan, “nak apa cita – citamu saat dewasa nanti?” tak ada yang menduga
anak SD tersebut dengan polosnya menjawab “ingin
menjadi youtuber” sontak tawa pun tak bisa ditahan oleh bapak presiden,
ketika ditanya apa alasannya “karena youtube bisa menghasilkan uang”.
Hal menariknya adalah seorang anak SD memandang pekerjaan
bukan lagi seperti pandangan orang tua, mereka melihat bahwa ada sesuatu yang
menarik yang bisa mereka kerjakan untuk mendapatkan uang, bukan lagi seorang
dokter, insinyur atau guru, walaupun pekerjaan tersebut masih banyak diminati
namun survey yang dilakukan Linkedin
yang dikutip Liputan6 mengungkapkan bahwa pekerjaan paling banyak diminati saat
ini adalah pekerjaan mengenai IT.
Maka jika memang pengangguran bertambah karena teknologi
menggantikan peran pekerja, sudah saatnya SDM kita dilatih untuk menghadapi
perkembangan teknologi saat ini, yaitu menciptakan inovasi dan pekerjaan –
pekerjaan baru yang belum sempat terfikirkan.
___________________
Sudah siapkah kita
menghadapi perubahan tersebut?
Bagikan
Perubahan Tren Menghadapi Dunia Kerja Generasi Milenial
4/
5
Oleh
Mansur Hidayat