Melihat siklus hidup kids zaman now, mengingatkan salah satu
kutipan quotes tahun ini “pajanglah fotomu sebanyak-banyaknya di medsos,
niscaya esok akan terkenal". Ungkapan tersebut bukan tanpa dasar, smartphone
kekinian sudah dilengkapi kamera dengan resolusi tinggi, tak perlu kamera mahal
untuk menghasilkan foto selfie.
Bagai daun berguguran di musim kemarau, kini banyak generasi
milenial memoles wajahnya dengan aplikasi gratisan, bahkan smartphone paling
dicari saat ini adalah dengan spek kamera resolusi tinggi, jangan heran jika
vendor smartphone melakukan promo besar-beasaran dengan produk andalan
dilengkapi kamera super canggih yang mampu merubah seperti artis korea,
layaknya bungklon bisa merubah warna kulit dalam sekejab.
Detik ini juga ribuan orang memajang foto mereka seperti
dagangan yang diobral murah, dalam prakteknya pun kini tak mengenal perbedaan
agama, suku dan budaya. Yang berkult hitam menjadi putih, yang sudah putih
makin kinclong.
Seperti itulah gambaran dunia saat ini, benar saja jika bang
tere dalam statusnya pernah mengatakan “cari pasangan jangan karena cantik atau
ganteng saja lihat foto di instagram hari ini, tidak ada satupun yang terlihat
jelek” pembenaran tersebut merupakan sebuah keniscayaan generasi muda kini.
Maka pertanyaannya mudah saja, apakah seperti itu yang
dinamakan hidup? Apakah kalian nyaman dengan kehidupan penuh tipu daya
tersebut, sadarlah jika kalian bertemu teman yang super cantik di instagram,
boleh jadi dalam kehidupan nyata pun biasa saja. Sampai kalian sadar pada
waktunya nanti wajah bisa berubah, waktu tidak akan terulang kembali, sebuah
kesia – siaan akan sadar jika waktunya telah tiba.
Seperti kalian melihat foto kalian masih kecil, terkadang
malu, risih, kok aku dulu geje
seperti itu. Pun saat tua nanti jika kalian masih hobi selfie ria akan
merasakan hal yang sama.
Terkadang saat kita meninggalkan kesibukan di sosmed kita
seperti terbangun dari mimpi di siang hari, karena hanya hati diri kita sendiri
yang bisa menilai “apakah memang seperti itu?”
Tubuhmu bukan
konsumsi public
Bayangkan saja jika kalian mengumbar foto – fotomu di sosial
media, bahkan orang yang tak dikenalpun bisa menikmati paras mu, apa yang akan
kamu persembahkan untuk pasangan hidup kalian? cukuplah untuk dirimu sendiri
menyimpan keindahan tubuh dan kecantikanmu, simpanlah untuk pasangan mu.
Jika kita belanja di pasar, barang yang dipajang paling
depan tanpa bungkus atau barang display produk di supermarket bisa jadi adalah
barang tidak berkualitas yang diperuntukkan tester untuk public boleh di coba.
Barang memiliki kualitas baik akan tersimpan dengan baik ditempatnya terbungkus
dengan rapi, bukan untuk pajangan saja.
Analogi sederhana tersebut bisa menyadarkan kita, mau berpihak
pada barang berkualitas atau hanya sebagai konsumsi public tanpa memiliki
kredibilitas yang mumpuni?
Kebahagiaan yang
sesaat
Apa sih yang kalian cari dari postingan selfie kalian di
sosmed? Kalau bukan kebahagiaan apalagi, pujian?. Kebahagiaan pasti di dapat
tapi hanya sesaat, orang lain boleh iri dengan foto kita, tapi hanya sesaat
kalian akan dilupakan dengan wajah – wajah yang lain lebih keren dan menggoda
bermunculan. Kebahagian semu yang didapat, selebihnya? Nothing!
Cinta sejati?
Mendapatkan cinta jika karna wajah, maka wajah adalah
ketertarikan yang amatlah semu, kalau wajah sudah berubah? Cintapun tak seperti
dulu, cinta bisa berubah. Bukankah jauh lebih bahagia ketika seseorang memuji
mu langsung tanpa memakai rias apapun, tanpa embel – embel palsu.
Maka carilah pasangan yang tak mengumbar selfie di medsos,
cintailah apa adanya karena cinta sejati bukan karena wajah, tapi cinta adalah
tentang perasaan.
_________________________________
Letakkan HP mu, keluarlah, lihatlah dunia sesungguhnya
Bagikan
Berhentilah Pura – pura Bahagia di Sosial Media
4/
5
Oleh
Mansur Hidayat
1 komentar:
Tulis komentarWilliam Hill | Steelers Odds to Win Today & Tomorrow happyluke happyluke william hill william hill 4207Forum Tower Emperor Suite at Caesars Palace | ThTopBet
Reply