*Artikel ini merupakan
kelanjutan dari pembahasan sebelumnya yaitu Kids Zaman Now Dalam Pandangan
Islam (peran orang tua mendidik)
Sebagai lanjutan
pembahasan dari artikel sebelumnya mengenai fenomena yang tengah popular
dikalangan masyarakat, dalam artikel sebelumnya (jika belum silahkan dibaca
dahulu) telah dibahas tentang ciri – ciri anak kekinian dan sedikit diulas
peran orang tua lah yang bertanggung jawab menangkal perangai buruk buah
hatinya.
Karena memang
kita (orang tua/guru disekolah) hidup di zaman yang berbeda dengan anak mereka
yaitu masa mutakhir saat ini. Maka tidak bisa kita mendidik buah hati dengan
metode atau cara – cara kita dahulu dibesarkan, didiklah buah hati sesuai
dengan masanya. Namun juga tidak serta merta melupakan masa lalu, yaitu belajar
hidup untuk masa depan.
Permasalahan
yang timbul ibarat sungai keruh yang jauh dari sumbernya, maka orang tua
sebagai sumber kehidupan anak, segeralah merapatkan kasih sayang dan perhatian
agar air yang keruh tersebut perlahan bisa jernih dan bisa mengalir bermanfaat
bagi masyarakat dan Negara.
Maka menanamkan
jiwa karakter merupakan bekal awal yang bisa dilakukan oleh orang tua dan guru,
Menjadi hal
yang menarik ketika melihat buah hati/ siswa kita di sekolah sangat bersemangat
untuk menuntut ilmu, baik tutur katanya, memiliki jiwa sosial, sungguh elok
dipandang mata. Semua orang tua mendambakan buah hatinya menjadi insan yang
berguna, maka sangat penting menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini, dengan
pendidikan Islam anak menjadi mengerti akan pentingnya mengatur dirinya untuk
menjadi lebih baik. Sebagaimana dikatakan (Winarno, 2014:141) pendidikan telah dipahami memiliki dua
tujuan besar, yaitu: membantu siswa
menjadi pandai dan membantu siswa menjadi baik. Dapat dipahami pintar saja bukan acuan menjadi pribadi
yang diinginkan, namun juga perlunya menjadi siswa yang baik, agar terwujudnya tujuan dalam pendidikan.
Ada tiga pilar utama dalam pendidikan Islam sebagai langkah
awal dalam menanamkan moral dan karakter yang baik pada siswa. Sebagaimana
dikatakan seorang guru yang menjadi pendidik salah satu sekolah Islam di Sleman
Yogyakarta. Beliau mengatakan, untuk memberikan
pendidikan yang baik kepada anak-anak kita, setidaknya ada tiga pilar
pendidikan utama yang harus kita ajarkan kepada mereka, yaitu pendidikan tauhid, pendidikan akhlak, dan
pendidikan ibadah.
1.
Pendidikan Tauhid
Pendidikan tauhid atau ma’rifatullah perlu diajarkan pada siswa, karena menyangkut tujuan
dalam hidupnya, dengan mengenalkan siswa pada sang Pencipta dan seluruh alam
beserta isinya, mereka akan mengerti kemana dia akan melangkah selalu diawasi
oleh Allah, sehingga tertanam dengan kuat keimanan dalam hati mereka. Dalam
Al-Quran pula Allah kisahkan nasehat Luqman kepada anaknya “Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezhaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13).
Siswa tidak serta merta
memahami secara utuh maksud dari pendidikan tauhid, namun dengan memperkenalkan
Allah melalui ayat-ayat atau pertandanya akan mempermudah siswa dalam memahami
dan mengenal penciptanya. Memahami pertanda Allah dengan dua cara, yaitu:
dengan memahami pertandanya yang bersifat qauliyah
dan qauniah. Allah telah berfirman: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi orang yang berakal. (QS. Ali’imran: 190).
2.
Pendidikan Akhlak
Akhlak merupakan sifat yang harus dimiliki setiap insan,
sehingga dalam tingkah laku keseharian mencerminkan seorang yang beradab, baik
dengan diri sendiri maupun dengan lingkungan. Pendidikan akhlak
sangat penting dalam kehidupan manusia, karenanya Rasulullah SAW. bersabda “Tidak
ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak
yang baik”. (HR. Abu Dawud).
Menanamkan akhlak yang baik pada siswa
tidak mudah, karena pendidikan akhlak dimulai dari adab yang dibawa siswa dari
lingkungan keluarga, sehingga orang tua yang paling berpengaruh dalam
pembentukan adab. Namun peran guru dalam sekolah pun juga sangat mempengaruhi,
sehingga seorang guru yang efektif adalah memiliki adab yang baik, dan bisa
dikatakan ambilah adabnya sebelum
mengambil ilmunya.
3.
Pendidikan Ibadah
Tahap ketiga adalah
pendidikan ibadah, setelah mengenal sang Pencipta dan penanaman akhlak, tahap
selanjutnya yaitu memahamkan setiap ciptaan pasti memiliki tujuan, sebagaimana handphone diciptakan manusia untuk alat
berkomunikasi, dan setiap ciptaan pastilah memiliki buku petunjuk, dengan
landasan tersebut siswa akan berfikir tentang kewajibannya sebagai makhluk
ciptaan Allah dan tiada lain tugas setiap insan di dunia ini adalah untuk
beribadah pada Allah SWT. Dan buku petunjuknya ialah Al-Qur’an. Allah SWT.
berfirman: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku” (QS:Adz-Dzariyat: 56).
Pendidikan ibadah
mengarahkan siswa untuk memahami peranan kehidupannya. Hendaknya siswa dituntun
untuk beribadah sesuai syari’at Islam, yaitu dengan menjadikan Rasulullah
sebagai panduan dalam beribadah mulai dari tata cara bersuci, shalat, puasa
serta beragam ibadah lainnya. Rasulullah SAW. bersabda, “Shalatlah kalian
sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Al-Bukhari). Dengan
melatihnya dan membiasakan sejak sekolah dasar, Insya Allah ketika dewasa nanti
siswa memiliki kebiasaan untuk beribadah.
_____________________
Dapat dipahami bahwa
menanamkan jiwa karakter melalui pendidikan islam dalam lingkup keluarga maupun
sekolah, secara tidak langsung bisa menjadi benteng pertahanan buah hati dalam
menghadapi zaman yang penuh dengan retorika kedepannya nanti.
Bagikan
Kajian Pendidikan Islam – Bijak Menghadapi Kids Zaman Now
4/
5
Oleh
Mansur Hidayat