Kamis, 09 November 2017

Kajian Pendidikan Islam – Bijak Menghadapi Kids Zaman Now


*Artikel ini merupakan kelanjutan dari pembahasan sebelumnya yaitu Kids Zaman Now Dalam Pandangan Islam (peran orang tua mendidik)

Sebagai lanjutan pembahasan dari artikel sebelumnya mengenai fenomena yang tengah popular dikalangan masyarakat, dalam artikel sebelumnya (jika belum silahkan dibaca dahulu) telah dibahas tentang ciri – ciri anak kekinian dan sedikit diulas peran orang tua lah yang bertanggung jawab menangkal perangai buruk buah hatinya.

Karena memang kita (orang tua/guru disekolah) hidup di zaman yang berbeda dengan anak mereka yaitu masa mutakhir saat ini. Maka tidak bisa kita mendidik buah hati dengan metode atau cara – cara kita dahulu dibesarkan, didiklah buah hati sesuai dengan masanya. Namun juga tidak serta merta melupakan masa lalu, yaitu belajar hidup untuk masa depan.

Permasalahan yang timbul ibarat sungai keruh yang jauh dari sumbernya, maka orang tua sebagai sumber kehidupan anak, segeralah merapatkan kasih sayang dan perhatian agar air yang keruh tersebut perlahan bisa jernih dan bisa mengalir bermanfaat bagi masyarakat dan Negara.

Maka menanamkan jiwa karakter merupakan bekal awal yang bisa dilakukan oleh orang tua dan guru,

Menjadi hal yang menarik ketika melihat buah hati/ siswa kita di sekolah sangat bersemangat untuk menuntut ilmu, baik tutur katanya, memiliki jiwa sosial, sungguh elok dipandang mata. Semua orang tua mendambakan buah hatinya menjadi insan yang berguna, maka sangat penting menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini, dengan pendidikan Islam anak menjadi mengerti akan pentingnya mengatur dirinya untuk menjadi lebih baik. Sebagaimana dikatakan (Winarno, 2014:141) pendidikan telah dipahami memiliki dua tujuan besar, yaitu: membantu siswa menjadi pandai dan membantu siswa menjadi baik. Dapat dipahami pintar saja bukan acuan menjadi pribadi yang diinginkan, namun juga perlunya menjadi siswa yang baik, agar terwujudnya tujuan dalam pendidikan.

Ada tiga pilar utama dalam pendidikan Islam sebagai langkah awal dalam menanamkan moral dan karakter yang baik pada siswa. Sebagaimana dikatakan seorang guru yang menjadi pendidik salah satu sekolah Islam di Sleman Yogyakarta. Beliau mengatakan, untuk memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak kita, setidaknya ada tiga pilar pendidikan utama yang harus kita ajarkan kepada mereka, yaitu pendidikan tauhid, pendidikan akhlak, dan pendidikan ibadah.

1.       Pendidikan Tauhid
Pendidikan tauhid atau ma’rifatullah perlu diajarkan pada siswa, karena menyangkut tujuan dalam hidupnya, dengan mengenalkan siswa pada sang Pencipta dan seluruh alam beserta isinya, mereka akan mengerti kemana dia akan melangkah selalu diawasi oleh Allah, sehingga tertanam dengan kuat keimanan dalam hati mereka. Dalam Al-Quran pula Allah kisahkan nasehat Luqman kepada anaknya “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13).

Siswa tidak serta merta memahami secara utuh maksud dari pendidikan tauhid, namun dengan memperkenalkan Allah melalui ayat-ayat atau pertandanya akan mempermudah siswa dalam memahami dan mengenal penciptanya. Memahami pertanda Allah dengan dua cara, yaitu: dengan memahami pertandanya yang bersifat qauliyah dan qauniah. Allah telah berfirman: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (QS. Ali’imran: 190).

2.       Pendidikan Akhlak
Akhlak merupakan sifat yang harus dimiliki setiap insan, sehingga dalam tingkah laku keseharian mencerminkan seorang yang beradab, baik dengan diri sendiri maupun dengan lingkungan. Pendidikan akhlak sangat penting dalam kehidupan manusia, karenanya Rasulullah SAW. bersabda “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik”. (HR. Abu Dawud).

Menanamkan akhlak yang baik pada siswa tidak mudah, karena pendidikan akhlak dimulai dari adab yang dibawa siswa dari lingkungan keluarga, sehingga orang tua yang paling berpengaruh dalam pembentukan adab. Namun peran guru dalam sekolah pun juga sangat mempengaruhi, sehingga seorang guru yang efektif adalah memiliki adab yang baik, dan bisa dikatakan ambilah adabnya sebelum mengambil ilmunya.

3.       Pendidikan Ibadah
Tahap ketiga adalah pendidikan ibadah, setelah mengenal sang Pencipta dan penanaman akhlak, tahap selanjutnya yaitu memahamkan setiap ciptaan pasti memiliki tujuan, sebagaimana handphone diciptakan manusia untuk alat berkomunikasi, dan setiap ciptaan pastilah memiliki buku petunjuk, dengan landasan tersebut siswa akan berfikir tentang kewajibannya sebagai makhluk ciptaan Allah dan tiada lain tugas setiap insan di dunia ini adalah untuk beribadah pada Allah SWT. Dan buku petunjuknya ialah Al-Qur’an. Allah SWT. berfirman: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS:Adz-Dzariyat: 56).

Pendidikan ibadah mengarahkan siswa untuk memahami peranan kehidupannya. Hendaknya siswa dituntun untuk beribadah sesuai syari’at Islam, yaitu dengan menjadikan Rasulullah sebagai panduan dalam beribadah mulai dari tata cara bersuci, shalat, puasa serta beragam ibadah lainnya. Rasulullah SAW. bersabda, “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Al-Bukhari). Dengan melatihnya dan membiasakan sejak sekolah dasar, Insya Allah ketika dewasa nanti siswa memiliki kebiasaan untuk beribadah.

_____________________

Dapat dipahami bahwa menanamkan jiwa karakter melalui pendidikan islam dalam lingkup keluarga maupun sekolah, secara tidak langsung bisa menjadi benteng pertahanan buah hati dalam menghadapi zaman yang penuh dengan retorika kedepannya nanti.

Bagikan

Jangan lewatkan

Kajian Pendidikan Islam – Bijak Menghadapi Kids Zaman Now
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.