Apa pengertian
generasi Z
Menurut generasi teori menyebutkan ada beberapa tingkatan
dalam membagi golongan generasi menurut tahun lahirnya, Generasi X, lahir
1965-1980, Generasi Y, lahir 1981-1994, Generasi Z, lahir
1995-2010, dan Generasi Alpha, lahir 2011-2025.
Generasi z merupakan kelanjutan dari generasi milenial,
sejak kecil mereka sudah mengenal adanya internet dan social media. Perubahan –
perubahan kecil pun tak bisa dihindarkan, mereka tidak lagi menggunakan Koran bahkan
televisi sebagai sumber utama dalam mendapatkan informasi, namun menempatkan
social media dan berita online pada urutan pertama dalam mendapatkan informasi.
Karakteristik generasi
z
Cerdas teknologi, tak perlu diragukan mengenai kemampuan bermain
teknologi, mereka besar dalam lingkungan perkembangan teknologi yang pesat. Bahkan
tak jarang pula dikala orang tuanya sibuk dengan pekerjaan mereka diberi mainan
smartphone oleh orang tuanya.
Berbeda dengan generasi sebelumnya, generasi Y pertumbuhan
teknologi baru tersentuh mulai sekolah menengah sampai sekolah atas, mereka
tumbuh dewasa masih menggunakan permainan tradisional sebagai teman kecil
mereka.
Sangat kontras sekali dengan generasi Z yang bahkan sudah
memiliki akun social media sejak SD, menurut pakar IT (nukman luthfie) tipe
generasi z ini bisa disebut sebagai generasi digital, dan terbagi menjadi dua
kategori, yaitu tipe pembuat konten (creator) dan tipe memakai hanya sarana
percakapan (conversationalist)
Kehidupan sosial, generasi z dalam sarana jejaring sosial lebih
mengedepankan dunia maya sebagai sarana sosial kehidupan mereka. Mereka bisa menggunakan
fecebook, twitter dan IG untuk sarana komunikasi.
Meskipun terkesan terkurung dalam dunia digital, potensi
mereka jauh lebih baik dalam melihat peluang pekerjaan. Sejauh ini pandangan
terhadap generasi z masih banyak menilai positif, mereka lebih serba bisa,
berfikir global, berfikiran terbuka, lebih cepat terjun ke ranah pekerjaan dan
yang pasti lebih ramah teknologi.
Berwawasan, mereka terkesan memiliki pandangan lebih terbuka
dengan mudahnya sarana teknologi, informasi dari seluruh dunia pun mereka cepat
tahu. Keberagaman menjadi hal unik dalam diri mereka, mereka terbiasa dengan
memadukan bermacam kegiatan menjadi satu (multitasking) misalkan mendengarkan music,
sambil membaca, dan sesekali menonton video.
Sebagai sarana komunikasi tersebut, mereka butuh konektivitas,
banyaknya sosial media yang digunakan tak bisa lepas dari adanya konektivitas
sebagai kebutuhan. Generasi z dinilai pertama kali generasi digital, smartphone
dan social media tidak lagi dipandang hanya sebagai sebuah aplikasi dan
plathform akan tetapi lebih dari itu. Mereka memandang sebagai cara hidup. Memang
terdengar berlebihan tetapi banyak studi literature yang menyebutkan demikian.
Pendidikan generasi Z
Guru harus kekinian, guru sebagai ujung tombak pendidikan merupakan
lentera perubahan “akan kemanakah generasi ini di bawa”, dengan adanya guru
semua kebijakan pendidikan ataupun kurikulum dari pemerintah bisa tersampaikan
kepada subyek pendidikan yaitu murid.
Sekarang ini generasi Z sudah memasuki dunia pendidikan awal
hingga perguruan tinggi, generasi Z mendominasi semua “produk” pendidikan di
sekolah manapun. Oleh karena itu pendidikan dan pembelajaran yang tidak bisa
terpisahkan dari tugas berat guru harus bisa tersampaikan kepada generasi Z.
Memadukan teknologi dan pendidikan sudah saatnya dilakukan,
jangan sampai generasi Z menilai bahwa pendidikan mengajarkan hal kuno, mengapa
demikian? Mereka jauh lebih bisa mengetahui pengetahuan dari internet, bisa
dibayangkan ketika guru masih menggunakan metode konvensional sebagai sarana
belajar? Membosankan.
Pola pembelajaran kontekstual, pembelajaran kontekstual adalah
memadukan teori dengan contoh rill yang nyata dalam kehidupan sehari – hari,
guru bisa menggunakan cara tersebut untuk menarik respon siswa terhadap
pembelajaran yang sedang berlangsung.
Kombinasi dengan IT jauh lebih baik, pembelajaran konseptual
menuntut guru agar mencari contoh nyata tentu memakan waktu. Dengan kombinasi
dengan pola pembelajaran berbasis teknologi tentu sangat memudahkan guru.
Aplikasi pembelajaran, fenomena smartphone bisa dimanfaatkan
guru untuk sarana belajar, memang pemanfaatan smartphone masih sangat rentan
oleh generasi Z, maka pola pembelajaran menggunakannya akan meminimalisisr efek
negatif yang ditimbulkan.
Banyak sekali aplikasi pembelajaran berbasis smartphone yang
bisa di gunakan guru, sebut saja google
classroom, dengan aplikasi tersebut menghubungkan siswa dengan guru dengan
fitur yang sangat mudah digunakan, tidak perlu repot dengan pembuatan aplikasi,
dengan google classroom guru bisa
menciptakan ruang kelas online secara gratis. Aplikasinya bisa di unduh melalui
google play store.
_________________________________
Kenapa harus google classroom? (Karena itu skripsi saya)
hehe. jadi mohon do’a restunya semoga cepat selesai. Insya Allah cara
penggunaanya akan saya share dalam blog ini.
Salam ^_^
Bagikan
Pendidikan dan Kekinian untuk Generasi Z
4/
5
Oleh
Mansur Hidayat