Senin, 06 November 2017

Literasi dan Generasi Zaman Now


Budaya literasi di Indonesia merupakan yang paling terendah diantara beberapa Negara lain di dunia, buku buku di perpustakaan ibarat barang kuno berselimut debu tak penah tersentuh. Pun dalam sekolah – sekolah  jarang sekali kebiasaan dan pentingnya membaca di prioritaskan kepada siswa atau mungkin gurunya pun tidak memiliki jiwa literasi.

Di satu sisi yang lain, digitalisasi media informasi deras tak terbendung menyerbu semua lapisan masyarakat hingga pedalaman. Perkembangan teknologi informasi belum pernah dalam sejarah mencatat seperi pada sekarang ini, banyak pakar dalam penelitian mereka mengatakan bahwa jika ingin mengikuti perkembangan teknologi seperti smartphone, PC, dan camera dan teknlogi sejenisnya setidaknya harus mengganti teknologi mutakhir setiap enam bulan sekali, bisa di bayangkan betapa derasnya inovasi – inovasi dunia teknologi tersebut.

Dengan demikian, jika dulu kita mengenal dunia hanya lewat buku bahkan ada slogan “buku adalah jendela dunia” hal tersebut bisa ditepis dengan mudah. Jika zaman kecil dulu TV adalah satu – satunya media visual yang menyuguhkan informasi dan hiburan, maka sekarang hal tersebut adalah salah besar. Teknologi memaksa semua orang bertransformasi menuju era serba digital.

Lalu muncul pertanyaan, apakah memang budaya membaca se-minim itu untuk generasi kekinian, apakah ada penelitian mengungkap budaya membaca generasi milenial sekarang ini, yang ada hanyalah laporan – laporan menunjukkan budaya membaca kita memang lemah, tapi itu kan membaca buku konvensional. Bagaimana dengan buku digital, e-book, berita online, jurnal, novel digital ? belum ada data yang benar – benar valid menilai hal tersebut.

Walaupun entah apa yang mereka baca, namun faktanya masih cukup banyak generasi kekinian yang suka membaca, buktinya setiap saat menulis dan membaca status dan story. Hal tersebut menunjukkan bahwa budaya membaca dan menulis memanglah sebuah rutinitas mereka, namun disayangkan kegiatan mereka kurang menemukan faedah yang berarti, kicauan yang bertebaran di medsos menunjukkan lemahnya pengetahuan mereka, hingga tak jarang hal sangat pribadi pun di upload. Memang taka da yang melarang namun secara tidak sadar hal tersebut mencerminkan lemahnya bacaan yang bermutu bagi mereka.

Maka yang diperlukan adalah “daya Tarik” bagaimana menumbuhkan budaya literasi dengan gaya dan cara “kids jaman now” ini di lakukan. Sehingga kesan bahwa buku adalah barang kuno dalam perpustakaan yang horror bisa dengan mudah ditepis. Diperlukan inovasi yang bisa mengantarkan generasi muda saat ini mengenal literasi sebagai kebutuhan mereka.

Potensi menjadikan literasi sebagai sahabat bisa dilakukan dengan memanfaatkan potensi – potensi berupa digitalisasi dan inovasi perpustakaan. Jaman sekarang, buku sudah menjelma menjadi mudah di bawa kemana – mana, perpustakaan bukan lagi satu – satunya tempat untuk melihat semua koleksi buku. Perpustakaan tidak lagi sebagai tempat mencari ilmu, bahkan di kampus – kampus diperpustakaan hanya kumpulan mahasiswa lama yang mengerjakan skripsi atau sekedar mengerjakan tugas sambil wifi an.

Perpustakaan seharusnya bisa menjadikan tempat yang menyenangkan dalam belajar, daya Tarik yang dimaksudkan agar generasi milenial sekarang ini mampu mendekatkan diri mereka dengan bacaan bacaan yang lebih berbobot, salah satunya dengan adanya elektronik perpustakaan, contoh lain seperti website cerpenmu com atau kompasiana (pembaca bisa berkontribusi dan ada reward bagi penulis terbaik) dengan demikian mereka tetap bisa membaca dan menulis tanpa menghilangkan kesan kekinian pada hakikat literasi.

Perpustakaan harus bisa memikat dengan adanya inovasi yang menyenangkan. Menjadikan bacaan sebagai sahabat dan kebutuhan juga perlu ditekankan, maka untuk mewujudkan nya diperlukan kesadaran dari semua pihak terutama seorang guru. Untuk mewujudkan Indonesia membaca memang membutuhkan waktu yang lama untuk menjadi kebiasaan, namun sangat dimungkinkan bisa terwujud.

_________________________________
#salamLiterasi

#salamAksara

Bagikan

Jangan lewatkan

Literasi dan Generasi Zaman Now
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.